Minggu, 18 Mei 2014

PENYANYI MINANG MENGHIBUR PENGUNJUNG PASAR MALAM DENGAN BERTEATER



PENYANYI MINANG MENGHIBUR PENGUNJUNG PASAR MALAM DENGAN BERTEATER
Oleh Mardiah

IMG_20140516_002315.jpg

Pasar malam merupakan tempat rekreasi dari berbagai kalangan masyarakat, dan digemari di berbagai kalangan umur, pasar malam yang biasa hanya digelar beberapa hari pdi satu tempat dan beberapa hari ditempat lainnya. Karna tempat yang berpindah-pindah masyarakat antusias dengan kehadihan pasar malan, antusias masyarakat dikarenakan permainan yang yang dihadirkan di pasar malam untuk kalangan anak-anak hingga orang tua. Pasar malam yang selalu diramaikan para pengunjung.
Pasar malam kali ini hadir di Kabupaten Tanah Datar, Koto Baru. Kemeriahan dengan keramaian yang padat, pengunjung berasal dari berbagai daerah. Pasar malam yang dianggap sebagai hiburan untuk menghilangkan setres, liburan anak sekolah, banyak yang menganggap pasar malam merupakan tempat rekreasi yang kampungan, akan tetapi tidak untuk warga Kabupaten Tanah Datar, Koto Baru, mereka masih antusias terhadap hiburan yang ada.
teater publik kini sudah merambat ke segala hiburan masyarakat, salah satunya bernyanyi dengan selingan berteatrikal salah satunya. Bernyanyi sambil berteatrikal  yang dimainkan oleh penyanyi minang Edi Cotok dan Wati Mono. edi menjadikan teater sebagai pembuka, dan selingan dari setiap lagu yang dinyanyikan.
Manajemen pasar malam memiliki inisiatif untuk mengundang penyanyi minang untuk menghibur para pengunjung, salah satu penyanyi yang di undang yaitu Edi Cotok beserta istrinya Wati Mono.  hiburan yang diberikan menarik pengunjung untuk bermain di pasar malam, Edi  dan Wati menghibur masyarakat menghibur masyarakat tidak hanya dengan lagu-lagunya saja akan tetapi menghibur dengan  teatrikal Edi dan Wati. Hiburan yang diberikan Edi dan Wati membuat pengunjung tertawa terbahak-bahak melihat Edi dan Wati berteater.
ggg.jpg
Huburan teater yang dimainkan oleh Edi Cotok dan Wati Mono bisa dikatakan sandiwara rakyat dengan gaya entertain. Edi Cotok  dan Wati Mono menirukan adegan malin kundang dan ibunya dengan pelesetan, ia mengemas menjadi lawakan. Edi Cotok dan wati Mono juga menampilkan patun pelesetan sehingga pengunjung tertawa dan merasa terhibur dengan hadirnya Edi Cotok dan Wati Mono.
Menurut buku Dramaturgi Sandiwara oleh Dede Prama Yoza “pembacaan diakronis tentang pertumbuhan teater dan seni dramatik di Sumatra Barat, atau masyarakat Minangkabau khususnya, menunjukan bahwa sandiwara atau kadang dinamakan pula sandiwata kampung tidak pernah didentifikasi sebagai salah satu entitas yang telah memberi kontribusi besar.”
Dari buku diatas jelas kita ketahui sandiwara merupakan wujud mempertahankan tambo di daerah kita sendiri yang mengacu pada setiap sastra dan pertunjukan.  Pertunjukan tidak hanya di fokuskan pada teater semata melainkan bisa berdasar tariksuara (menyanyi).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar