Minggu, 22 Juni 2014

NURANI DENGAN GAYA GLAMOR



NURANI DENGAN GAYA GLAMOR
C360_2014-06-14-21-14-35-353.jpg










Bertepatan pada tanggal 14 Juni 2014, ISI Padangpanjang melahirkan calon sarjana yang menjejaki ujian akhir dengan minat penciptaan, yaitu Misra Wati dengan naskah Nururani yang berperan sebagai Buk dosen, ini merupakan penampilan kedua mahasiswa yang menjajaki ujian akhir di ISI Padangpanjang Jurusan Teater. Misrawati yang lebih dikenal dengan sebutan Miss ini menyelesaikan jenjang peerkuliahan strata 1 tepat empat tahun.
Misrawati berperan sebagai Ibu Kepala dengan sutradara Khurniasih Zaitun S.Sn,M.Sn,. disini nurani lebih dikemas dengan semewh mungkin dengan kostum gaun dan batik, pada garapan ini berbeda dengan garapan nurani sebelumnya, disini lebih mengunggulkan kostum yang melambangkan keberadaan ekonomi dan status suami yang tinggi. Jika pada garapan-garapan sebelumnya dapat di maknai dengan kostum aktor yang melambangkan pekerjaan suami, namun disini perbedaan presepsi terjadi terhadap analisis naskah. Disini terdapat tambahan-tambahan adegan yang mengandung komedi, seperti beberapa laki-laki yang menyawer dengan pakaian 70-an.
C360_2014-06-14-21-12-42-374.jpg










Disini terlihatbagaimana penonton tertawa dengan merasa terhibur terhadap pertunjukan tersebut, akan tetapi beberapa dialog yang dimainkan kurang jelas artikulasi. Karena menurut Y. Sumandiyo pada buku Seni Pertunjukkan dan Masyarakat Penonton. “Masyarakat penonton atau audience adalah manusia atau masyarakat yang merenungkan atau yang mengamati karya seni pertunjukkan agar dapat berkomunikasi memahami karya yang di tonton”. Jika artikulasi yang diucapkan tidak jelas maka tidak dapat penonton mengetahui makna yang akan disampaikan pada aktor. Jika pada buku Drama Turgi, RHA. Harimawan.

”Ikhtisar ajaran Richard Boleslavsky, didalam sebuah teater yang kreatif, sasaran seorang aktor adalah sukma manusia. Berperan, bermain diatas pentas, adalah memberi bentuk lahir pada watak emosi dan aktor baik dengan laku ataupun ucapan”.
Jika dimaknai dari kutipan diatas jikaaartikulasi dan ucapan tidak dapat dipahami maka penonton tidak akan nikmat melihat pertunjukan yang dimainkan oleh penonton. Akan tetapi semua dapat diatasi denganbeberapa bahagian yang menjadi lawakan untuk penonton.











1 komentar: