DETIK-DETIK PANJANG
Karya
Mardiah
TERLETAK DI
PELOSOK JALAN TEPATNYA DI DARAH PERKEBUNAN, DI TERAS RUMAH KONTARAKAN ANDI,
YANG BERDINDINGKAN TRIPLEK TEPATNYA DI DISAMPING POHON KELAPA. PAGI-PAGI SAAT
ANDI INGIN BERANGAKAT KERJA, IA TERKEJUT
KARNA MELIHAT WANITA CINA TIDUR DI DEPAN RUMAHNYA.
LAMPU FADE IN HESTI
DALAM KEADAAN TERAS.
01. ANDI
Astaqfirullah.
. .(ANDI KEGET DAN MELIHAT-LIHAT WANITA ITU, SAMBIL MELAMBAI-LAMBAIKE DEPAN
MUKA HESTI)
02. HESTI
(HESTI
BANGUN DARI TIDURNYA HESTIPUN TERIDURNYA) eh. . . e. . .maaf tadi saya tertidur di sini. .
03. ANDI
kamu
siapa? Pagi-pagi sudah ada disini . . . . ada keperluan apa ?
04. HESTI
Ah.
. . . ti. . . tidak . . . (MENCOBA TUK
MENGELAK)
05. ANDI
Ada
keperluan apa ya?
06. HESTI
(HESTI
MELAMUN)
07. ANDI
Hallo.
. . .
08. HESTI
Eh
! iya . . . . maaf iya bang, masih
kebawa mimpi . . (SAMBIL TERSENYUM
KECIL)
09. ANDI
Kamu
dari mana?
10. HESTI
Aku
dari tadi disini . . .
11. ANDI
Iya,
maksudku asal ?
12. HESTI
Oh.
. . asal. . .
13. ANDI
Iya
asal kamu. . .?
14. HESTI
Aku
dari kelurahan tungkal harapan. .
15. ANDI
Oh.
. . kok bisa sampai sini, memangnya ada keperluan apa?
16. HESTI
A.
. . . .aku . . . . (MENJAWAB DENGAN RAGU-RAGU)
17. ANDI
Ya?
Siapa lagi. . .
18. HESTI
Aku
baru mendaftarkan diri untuk kerja disini, . . .
Boleh
aku menunggu jemputan sementara disini?
e.
. . .maksudnya numpang di teras rumah kamu saja, soalnya aku tidak tahu jalan.
. .
19. ANDI
Mengapa
tidak masuk saja, ayo. . .
20. HESTI
Ah.
. . tidak, disini saja sudah sangat cukup. . .
21. ANDI
Masuk
sajalah. . .
22. HESTI
Tidak
perlu bang, Cuma sebentar saja. . . .
23. ANDI
Oialah
kalau begitu, saya sudah nawarin ya. . .
24. HESTI
Iya.
. .iya. . .
Tidak
di tuntut kok. . .
25. ANDI
(TERTAWA)
takutnya . .
Oia
tunggu ya, aku buat air dulu ya ke dalam, supaya ngobrolnya enak. . .
26. HESTI
Ah
. . .jangan repot-repot bang, keluarin aja semua yang ada . . (SAMBIL MENGGODA)
27. ANDI
(TERTAWA)
kamu bisa saja, tunggu ya. . . (ANDI MASUK KE RUMAHNYA)
HESTI
MELAMUN SAMBIL MEMANDANGI JALAN, TIBA-TIBA ANDI KELUAR DENGAN MENGEJUTKAN HESTI
SAMBIL MEMBAWA SATU GELAS TEH DAN ROTI
28. ANDI
Hai.
. .
29. HESTI
(KAGET)
eh. . . . abang . . .
30. ANDI
Kenapa
melamun kamu,
31. HESTI
(TERSENYUM)
aku tidak melamun, tapi lagi menikmati kenyamanan disini, tenang rasanya. . .
32. ANDI
Iya
dong! (DENGAN MEMBANGGA) makanya aku ngontrak disini. .
33. HESTI
Mungkin
saja karna murah . . .(tertawa) bercanda kok. . .
34. ANDI
Ya . . . itu juga sih . . hahaha
35. HESTI
Memang
abang kerja dimana?
36. ANDI
Kerja
di. . .
37. HESTI
Ayo
dimana?
38. ANDI
Iya
sabar . . . ini mau dibilang, di rumah makan dipasar. . .
39. HESTI
Oh
. . . (SAMBIL NGANGGUK-NGANGGUK)
40. ANDI
memangnya
kenapa?
41. HESTI
Tidak.
. . aku fikir abang kerja menjadi kuli bangunan. .
42. ANDI
Lah.
. . .kenapa?
43. HESTI
Habisnya
abang kurus sih. . .
44. ANDI
Wai.
. . kamu mikirnya sampai ke badan aku. . . perhatian sekali. . .
45. HESTI
(TERTAWA)
aduh, jangan kepedean bang. . .
46. ANDI
Kenapa
mikirnya sampai situ. . .?
47. HESTI
ya
jelas la aku mikirnya kesitu. . . coba aja abang tanya sama orang yang baru
kenal abg dan abang bilang kalau abang kerja di rumah makan, ya mana tidak ada yang
percaya . . . (TERTAWA TERBAHAK-BAHAK)
48. ANDI
Hmm.
. . .iya juga sih . .
49. HESTI
Harusnya
abang bisa gendut, kan disitu makanannya enak-enak. . .
50. ANDI
Ya.
. . . kan tidak untuk aku semua, kalau semua aku makan tekor bosnya. .
51. HESTI
Kalo
aku yang kerja disitu ya bang pasti kerja aku makan terus. .
52. ANDI
Alah.
. . kamu. . . kalau kamu sudah kerja disitu pasti bosan melihat lauk sebanyak
itu.
53. HESTI
Tidak
! (MENJAWAB DENGAN SOMBONG)
54. ANDI
Oh
iya. . . .(MENEPUK JIDAT) kan kelupaan, kita saja belum kenalan. .
Nama
kamu siapa? (MENGULURKAN TANGANNYA)
55. HESTI
Aku
Hesti. . abang?
56. ANDI
Aku
andi. . nah baru mantab. . (SAMA-SAMA
TERTAWA)
57. HESTI
Abang
tinggal dengan siapa di sini. . .
58. ANDI
Aku
tinggal sendiri. .
59. HESTI
(HESTI
MELIHAT-LIHAT KE ARAH PINTU KAMAR) Mana orang tua abang?
60. ANDI
Sudah
meninggal. .
61. HESTI
keluarga
yang lain?
62. ANDI
Sudah
tidak ada lagi. .
63. HESTI
Maksudnya
? (MEMANDANG ANDI DENGAN HERAN DAN PURA-PURA TIDAK TAHU)
64. ANDI
Sudah
pergi . . .
65. HESTI
(HESTI
MELAMUN PANJANG MENDENGAR UCAPAN ANDI)
66. ANDI
Hui.
. . (MENGEJUTKAN HESTI)
67. HESTI
Oi . . (KAGET) maaf bang. .
68. ANDI
Kamu
suka melamun rupanya. .
69. HESTI
Ah.
. .tidak. . .
HESTI
MULAI MELIHAT JAM TERNYATA SUDAH HAMPIR SIANG, TIBA-TIBA DATANG SEORANG WANITA
SEUSIA ANDI YANG TERNYATA PACAR ANDI, LALU MARAH-MARAH KEPADA ANDI DAN HESTI.
70. MIRA
(DATANG
LANGSUNG TERKEJUT MELIHAT ANDI DENGAN WANITA DI DEPAN RUMAH. . ) siapa wanita
cina ini Andi? Pagi-pagi sudah bertamu di rumah laki-laki. . . (JUTEK).
71. ANDI
Teman
aku . . .
72. MIRA
Teman?
Masak sih. . .(MENJAWAB JUTEK)tidak pernah ceita
Kamu
tentang teman kamu, apa lagi kamu punya teman cina. .
73. ANDI
Tenanglah
dulu, jangan marah-marah. . .
74. MIRA
Wanita
mana yang tidak marah kalau pacarnya duduk berdiuan di depan rumah, apalagi ini
masih sangat pagi andi untuk nerima tamu, tamunya wanita cina lagi. . .
75. ANDI
Memangnya
ada apa Mira?
76. MIRA
Hei.
. . . asalkan kamu ingat ya, cina itu perebut, selalu ingin menjadi penguasa. .
77. ANDI
(ANDI
SERBA SALAH) jangan begitu. . tenanglah . . .
78. MIRA
Mana
bisa aku tenang kalau cara kamu begini. . .
Kamu
sendiri yang bilang kalau orang cinta itu bisa saja sewenang-wenang mengambil
apa yang kita punya, lihat saja di pasar orang kita satu persatu menjadi gembel
dan menjadi suruhan mereka, apa itu tidak perebut namanya ?
79. ANDI
Hei
mira kamu jangan kasar seperti itu. .
80. MIRA
Aku
tak bermaksud kasar kok. . .
81. HESTI
Maaf
sebelumnya kakak bisa saja membenci aku, tap aku mohon jangan bawa-bawa
keturunan aku. .
ini sebenarnya bukanlah salah bang andi, aku kesini datang sendiri. . .
82. MIRA
Ya.
. . .pasti salah kamu ! kamu wanita murahan pagi-pagi sudah datang kesini, kamu
mau ganggu pacar aku kan?
83. ANDI
Lancang
sekali kamu. . . pergi! ! (MARAH DAN MENGUSIR ANDI).
84. MIRA
Baik,
kalau itu mau kamu. . . (MIRA BERLARI PULANG)
HESTI
SEMAKIN MERASA BERSALAH, DAN KEMBALI MELAMUN DENGAN WAJAH YANG SEDIH
85. ANDI
Jangan
difikirkan di memang seperti itu, dia susah mengerti apalagikalau aku ber
urusan sama wanita, dia paling tidak ingin tahu. . . ya sudah birkan saja,
palinagan nanti baik lagi. .
86. HESTI
Kalau
tidak. . .
87. ANDI
Cari
yang lain lagi la. . .
88. HESTI
(GELENG-GELENG)
abang ini . . . .
89. ANDI
Kamu
tenang saja. . . jangan takut. . .
90. Hesti
Oia
tidak apa abang kerja bang?
91. ANDI
Kebetulan
khusus hari ini aku libur, tidak mungkin kamu aku tinggal sendiri. .
Ya
kan?
92. HESTI
Aku
gak apa-apa kok sendirian disini, pergilah kak kerja nanti dipecat lagi. . .
93. ANDI
Tenang
di aku ambil jatah absen, aku belum pernah absen. . .
94. HESTI
Ha?
Kerja di rumah makan ada jatah absen juga?
95. ANDI
Adalah.
. . tu hebatnya tempat kerja aku. . .
96. HESTI
Seperti
sekolah saja. . .
97. ANDI
kan
itu sekolah juga namanya, sekolah rumah makan. . .
98. HESTI
Ada-ada
aja. . (TERTAWA)
ANDI
YANG LAGI ENAK-ENAKNYA CERITA DENGAN HESTI TIBA-TIBA BAPAK KONTRAKAN DATANG
MENAGIH HUTANG KONTRAKAN ANDI
99.
BAPAK
KONTRAKAN
Permisi.
. .
100.
ANDI
Iya.
. . .eh bapak. . . (DENGAN WAJAH YANG CEMAS)
101.
BAPAK
KONTRAKAN
Andi
kamu sudah jatuh tempo. .
102.
ANDI
Oia
lupa. . .
103.
BAPAK
KONTRAKAN
Alah.
. . jangan pura-pura lupa kamu. .
104.
ANDI
Maaf
pak, Andi belum ada uang pak. . .
105.
BAPAK
KONTRAKAN
Kamu
selalu saja belum ada uang, yang bulan kemaren masih ada setengah lagi hutang
kamu. . . . sekarang mau nunggak lagi. . .
HESTI
MERASA SEDIH MELIHAT ANDI
106.
HESTI
Maaf
ya pak, bapak pernah sekolah. . .? (DENGAN NADA TINNGI)
107.
BAPAK
KONTRAKAN
Kenapa
memangnya. . .?
108.
HESTI
Tapi
kok seperti orang yang gak pernah sekolah . . .
109.
BAPAK
KONTRAKAN
Enak
saja kamu. . . .
Jaga
ya mulut kamu .
110.
HESTI
Maaf
ya pak, kami memang orang susah tapi kami punya hati juga punya otak. .
111.
BAPAK
KONTRAKAN
Walah.
. . berani kamu. . .
Kamu
jangan mentang-mentang orang cina ya?
112.
HESTI
Apa
urusannya dengan bapak?
113.
ANDI
Yasudah
la pak. . . besok saya antar ke rumah bapak, bapak tenang saja. . .
114.
BAPAK
KONTRAKAN
Mana
bisa aku tenang kalau begini caranya. . .
115.
ANDI
Tenang
saja pak, pulang saja bapak dulu, dari pada bapak capek mikirin ini. . .
116.
BAPAK
KONTRAKAN
Lebih
capek lagi kalau uangnya tidak kamu beri . .
117.
ANDI
Janganlah
begitu pak, percayalah. . .
118.
BAPAK
KONTRAKAN
Baiklah,
aku pulang tapi ingat yabesok tiada maaf untuk kamu ! kalo kamu tidak bayar,
silahkan kamu keluar dari rumah ini. . .
119.
ANDI
Iya
pak. .
120.
BAPAK
KONTRAKAN
Terimakasih.
. lain kali tolong ajarin teman kamu itu
ya. . . (PERGI DARI KOS ANDI)
121.
ANDI
(HERAN)
Jangan
di ambil hati ya. . .
122.
HESTI
Bapak
kos kamu itu kasar sekali, rasanya mau aku patahin tulangnya. . .
123.
ANDI
Alah,
seperti kuat saja kamu. .
124.
HESTI
Kuat.
. . apalagi melawan orang yang buat marah gitu. . .
125.
ANDI
Yaelah.
. . sok kuat kamu (MENYEMEEH HESTI)
126.
HESTI
(CENGAR-CENGIR)
127.
ANDI
Maaf
ya, disini banyak orang yang jahil. . .
128.
HESTI
Iya,
gak apa-apa. . .
Tapi
setelah aku dengar-dengar tadi kenapa tadi pacar abang membahas tentang cina ?
129.
ANDI
Ah.
. . . tidak, jangan difikirin. . .
130.
HESTI
Untuk
apa aku memikirkan hal yang tidak penting. .
131.
ANDI
Iya
deh kalau begitu. . .
132.
HESTI
Bang
ternyata di sini panas ya. . .
(HESTI
MEMBUKA JAKETNYA)
133.
ANDI
Memang
begitu, di sini semakin siang semakin panas, maklum dekat dengan laut. . .
(ANDI MELIHAT TANDA
YANG ADA DISIKU HESTI, LALU IA MAMANDANG TANDA ITU DENGAN TERPANAH)
134.
HESTI
Hai.
. . . (SAMBIL MELAMBAI-LAMBAI KE DEPAN WAJAH ANDI)
135.
ANDI
Eh.
. . iya, maaf. . . .
136.
HESTI
Apa
yang abang pandang, serius sekali. .
137.
ANDI
Ah
tidak, aku hanya melihat tanda kamu itu. .
138.
HESTI
Ini.
. . (MENUNJUK KE TANDA HESTI)
Tanda
ini kata ayah adalah tanda yang sama dengan abang aku,
139.
ANDI
Kamu
punya abang?
140.
HESTI
Iya.
. . .
141.
ANDI
Dimana
abang kamu itu ?
142.
HESTI
Ayah
bilang abang sudah pergi. . .
143.
ANDI
Pergi
kemana?
144.
HESTI
Sudah
10 tahun kata ayah abangku pergi. .
145.
ANDI
Memangnya
abang kamu usianya berapa?
146.
HESTI
Aku
kurang tau bang, masalahnya abangku pergi sewaktu aku masih bayi kata ayah. . .
147.
ANDI
(ANDI
DIAM)
148.
HESTI
Kenapa
abang diam?
149.
ANDI
Eh,
, , maaf. . .
150.
HESTI
Kalo
keluarga abang mana?
151.
ANDI
Tapi
sudah tidak ada lagi. . . .
152.
HESTI
Sudah
meninggalatau kemana?
153.
ANDI
(DIAM)
154.
HESTI
Aduh.
. . . . .maaf bang kalau pertanyaanku tadi menyinggung hati abang. . .
155.
ANDI
Ah.
. . tidak. . .
156.
HESTI
Terus?
157.
ANDI
Dari
aku kecil, aku sudah sendiri. . .
Sudah
10 tahun aku tidak tinggal dengan ayah, ibu meninggal karna skit-sakitan. . .
158.
HESTI
Ibu
abang sakit apa?
159.
ANDI
Ibu
terserang penyakit lifer semanjak tiga tahun setelah bercerai dengan ayah,
penyakit itu yang membawa ibu pergi dan tinggallah aku sendiri hidup dengan
sebatang kara tak ada keluarga. .
Tapi
aku yakin dengan kesendirian ini aku bisa membahagiakan ibu di alam sana. .
160.
HESTI
Ayah
abang sekarang dimana?
161.
ANDI
Aku
tidak mengetahui keberadaan ayah. . .
162.
HESTI
Dengan
wajah ayah abang apakah masih ingat?
163.
ANDI
Sepertinya
sudah tidak lagi. . .
Semenjak
perpisahan ayah dan ibu aku memilih ibuku, karna ayah tidak sedikitpun memperdulikan aku. Semenjak
itulah aku mulai melupakan ayah, aku tidak ingin mengingat ayah, dan aku yakin
ayah juga tidak pernah mengingat kalau dia mempunyai anak. .
164.
HESTI
Kenapa
begitu?
165.
ANDI
Semenjak
aku berumur 9 tahun ayah mulai tidak setia kepada ibu dan aku, ayah menikah
lagi. Pada waktu itu aku tidak tau bahwa wanita yang di bawa ayah adalah istri
ayah, pada awalnya ibu tidak mengetahui bahwa ayah mempunyai istri lagi, itupun aku dan ibu tahu setelah 7 bulan ayah
telah menikah dan wanita itu sudah mengandung anak ayah baru ayah beri tahu aku
dan ibu. Sampai sekarang taka ada kabar apapun tentang ayah. . .
166.
HESTI
Maaf
ya bang, aku sudah membuat abang sedih. .
167.
ANDI
Itu
biasa, semua orang yang melihat aku sendiri di rumah pasti memberikan
pertanyaan yang sama, itu sudah biasa. .
168.
HESTI
Tapi
kalau aku itu hal yang tak biasa, itu adalah hal yang menyakitkan bang. . .
169.
ANDI
Itu
sudah menjadi jalan yang diberikan Allah untuk aku.
170.
HESTI
Iya
juga sih. . .
Tapi
kalau aku tidak akan sanggup bang,
171.
ANDI
Tenang
saja, Allah tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya di luar batas
kemampuan hambanya. . .
172.
HESTI
Oia.
. . kan sebentar lagi mau puasa abang puasa sendiri di sini ?
173.
ANDI
Iyala,
mau puasa sama siapa lagi ?
174.
HESTI
Iya,
barang kali sama pacar. . .
175.
ANDI
Ya
mana bisa la, dia rumahnya di sini. . .
Kalau
soal puasa tenang, aku suudah biasa puasa sendiri.
176.
HESTI
(mengangguk-angguk)
177.
ANDI
Boleh
aku menanyakan sesuatuatu yang merupakan persoalan pribadi?
178.
HESTI
Silahkan
saja. . .
179.
ANDI
Agama
kamu apa?
budha?
180.
HESTI
(TESTAWA)
ada-ada saja abang ini ?
181.
ANDI
Eh.
. . maaf tidak bermaksud menyinggung. . .
182.
HESTI
Tenang
tidak jadi masalah,
Aku
sudah biasa kok di tanyain yang seperti itu. . .
183.
ANDI
Wajah
kamu itu caines sekali. . .
184.
HESTI
Iya
bang, ibuku mualaf. . .
185.
ANDI
Mualaf?
186.
HESTI
Iya,
sebelumnya ibu beragama budha, tapi semenjak menikah dengan ayah ibu pindah
agama menjadi Islam. Alhamdulillah sekarang masih Islam. .
187.
ANDI
(ANDI
MELAMUN SEPERTI LAGI MEMIKIRKAN SESUATU)
188.
HESTI
Apaa
yang abang fikirkan?
189.
ANDI
Tidak.
. .
TIBA-TIBA
LEWAT SEORANG NENEK YANG TIDAK JELAS PENGLIHATANYA, DIA TERSANDUNG BATU DI
DEPAN RUMAH ANDI.
190.
ANDI
Astaga.
. . . (ANDI MENDEKATI NENEK ITU)
191.
NENEK
Ini
siapa? (NENEK MENCOBA MELIHAT WAJAH ANDI)
192.
ANDI
Ini
Andi nek. . .
193.
NENEK
Andi
yang . . . .
194.
ANDI
Iya
nek, Andi yang kulit hitam.
195.
NENEK
Ya
ampun cucu nenek. . .
196.
ANDI
Ayo
nek, duduk dulu di teras andi. . .
(ANDI
MEMBAWA NENEK DENGAN PERLAHAN KE TERAS RUMAHNYA)
197.
ANDI
Nenek
memangnya tadi dari mana? Kenapa berjalan sendirian, biasa sama Wira. . .
198.
NENEK
Tadi
Wira mengantarkan dagangannya ke pasar, nenek mau ke warung beli gula. . .
199.
ANDI
Kenapa
nenek tidak suruh andi aja nek, nenek kan bisa teriak dari rumah. .
200.
NENEK
Nenek
tidak mau merepotkan kamu nak. .
201.
ANDI
Nenek
selagi Andi bisa, pasti andi usahakan, tidak akan merasarpot kok. .
202.
NENEK
Ya
ampun, terimakasih nak. . .
203.
ANDI
Nenek
tadi beli gula nenek mau minum teh ya?
204.
NENEK
Iya
nak,
205.
ANDI
Nenek
tunggu ya, Andi buatkan air untuk nenek ya. . .
206.
NENEK
Tidak
usah nak, nanti nenek mau beli gula. . .
207.
ANDI
Tidak
apa. . nenek tenang saja duduk di sini.
.
aduh.
. . (memukul kepalanya) kan. . . Andi lupa, ini nek teman Andi namanya Hesti. .
ANDI
MENGAMBIL TANGAN NENEK DAN MENARUHNYA KE TANGAN HESTI.
208.
HESTI
Nek
ini aku Hesti, teman bang Andi. . .
209.
NENEK
(NENEK
MEMEGANG WAJAH HESTI)
Kamu
anak yang cantik. . .
210.
HESTI
(HESTI
TERSIPU MALU)
211.
ANDI
Andi
ke dalam dulu ya nek. . . (ANDIPUN MASUK)
212.
NENEK
Kamu
dari mana nak?
213.
HESTI
Hesti
dari tungkal harapan nek.
214.
NENEK
Jauh
sekali sampai ke sini. .
215.
HESTI
Itulah
nek. . .
WIRA
JALAN LEWAT RUMAH ANDI, SEPERTI SEDANG MENCARI SESEORANG. WIRA MELIHAT NENEK DI
DEPAN RUMAH ANDI.
216.
WIRA
Nenek.
. . . kemana saja nek? Dari tadi Wira cari. . .
(SAMBIL
NERJALAN KE ARAH NENEK)
217.
NENEK
(NENEK
MENCOBA MELIHAT WIRA)
Wira.
. .
Nenek
tadi mau membeli gula, gula di rumah kita habis. .
218.
WIRA
Kenapa
nenek tidak menunggu wira nek?
ANDIPUN
KELUAR SAMBIL MEMBAWA TEKO YANG BERISI AIR TEH DAN BEBERAPA GELAS KOSONG.
219.
ANDI
Wira.
. .
220.
WIRA
Tadi
aku cari nenek, eh rupanya nenek di sini. .
221.
ANDI
Iya
tadi aku juga terkejut melihat nenek jalan sendiri, tadi nenek tersandung batu
itu.
222.
WIRA
Iya,
tadi aku pergi mengantar dagangan ke pasar.
Terimakasih
ya Andi sudah mau menumpangkan nenek di sini. .
(WIRA
MELIHAT-LIHAT HESTI)
Siapa
dia?
223.
ANDI
Ini
Hesti teman aku wir. . .
WIRA
DAN HESTIPUN BERSALAMAN
224.
WIRA
Aku
wira. . .
225.
HESTI
Aku
Hesti . .
226.
ANDI
(ANDI
MENUANGKAN AIR UNTUK WIRA DAN NENEK)
Ini
nek di minum airnya. .
227.
NENEK
Terimakasih
ya nak. .
228.
ANDI
Iya
nek. .
229.
WIRA
Kamu
baik sekali ya, tau saja kalau aku haus. . .
230.
ANDI
(TERTAWA)
Iya.
. .
HANDPONE
HESTIPUN BERBUNYI, DAN HESTI MENGANGKAT TELFONNYA.
231.
HESTI
(BERBICARA
DENGAN AYAHNYA LEWAT TELPON)
Hallo.
. .Ayah. . .
Iya,
aku sudah lihat kantor itu. Iya yah. . .
Apa?
Ayah yang mau jemput aku,
Sudah
di jalan ya?
Iya
yah, Hesti di jalan sipin, gang damai, no 5.
Iya
Hesti tunggu ya ayah. . .
232.
ANDI
Ayah
kamu mau ke sini ya?
233.
HESTI
Iya,
ayah jemput aku bang. .
234.
WIRA
Memangnya
kamu dari mana ?
235.
HESTI
aku orang tungkal harapan
236.
WIRA
Memang
ya, orang cina itu cantik-cantik. . .
237.
HESTI
Tidak
juga kok. .
238.
ANDI
(ANDI HANYA DIAM SAJA)
239.
HESTI
Kak,
aku boleh numpang buang air kecil. .
240.
ANDI
Boleh,
ayo masuk. . .masuk aja di belakang wc
hanya ada satu kok, jadi tidak pusing. .
241.
HESTI
Iya
deh, aku ke dalam dulu ya. .
Nek
, Hesti kedalam dulu ya. .
HESTIPUN
MASUK DAN ANDI MENGANTAR HESTI KE KAMAR MANDI, TAK LAMA IBUNYA HESTI DATANG.
242.
IBU
Permisi.
. . dek apa ada Hesti di sini (IBU BERBICARA DENGAN WIRA)
243.
WIRA
Hesti
yang orang cina seperti ibu itu?
244.
IBU
(TERSENYUM)
Iya
nak. . . .
245.
WIRA
Hesti
lagi buang air bu, sebentar lagi juga keluar. .
Tunggu
saja bu. .
246.
IBU
iya
terimakasih ya. .
247.
WIRA
bu,
saya dan nenek permisi pulang dulu ya. .
ada kerjaan di rumah, tolong sampain andi ya bu. .
248.
IBU
Iya
nak . . .
249.
WIRA
Terimakasih
bu. . .
250.
IBU
Sama-sama.
. .
WIRA
DAN NENEK PULANG, IBU HESTI DUDUK MENUNGGU HESTI
HESTIPUN
KELUAR DARI RUMAH ANDI,
251.
HESTI
Ibu
. . mana ayah?
252.
IBU
Ayah
di gang luar, mobilnya tidak bisa masuk nak. . paling nanti ayah kesini. . .
Rumah
siapa ini nak?
253.
HESTI
Ini
rumah bang Andi bu. .
254.
IBU
Kenapa
bisa sampai sini?
255.
HESTI
iya
bu, tadi malam aku kan naik angkot, eh di stopin di depan gang ini aku lupa
alamat rumah om haris bu jadi nyasar. Kata supir angkot itu mereka mau
iatirahat, sudah lima keliling tidak aku stpin angkotnya makanya supir
angkotnya marah. .
terus
aku ketiduran di teras ini. .
256.
IBU
Ya
ampun nak. . .
Tapi
kamu tidak apa-apa kan?
257.
HESTI
Ini
ibu lihat aku tetap seperti biasa kan. . .
258.
IBU
Iya
sayang takutnya, ibu khawatir sekali. Ibu kira kamu di rumah om kamu. .
259.
HESTI
Ibu.
. .
ANDI
KELUAR DARI RUMAHNYA, SAMBIL TERKEJUT MELIHAT IBUNYA HESTI
260.
HESTI
Nah
ini dia teman hesti yang tinggal di rumah ini.
Bang
ini ibu aku. .
ANDI
DAN IBU SALING BERTATAPAN, HESTIPUN HERAN.
261.
HESTI
Kenapa
jadi diam ?
262.
IBU
Andi?
(MENATAP ANDI DALAM)
Andi.
. . kamu putra pak Surya. .
263.
ANDI
Aku
anak yang bapaknya sudah anda rebut. .
264.
HESTI
Ada
apa ini? Kenapa pembicaraannya tidak aku mengerti.
. .
265.
ANDI
Semua
sudah selesai kan? Silahkan kamu pulang Hesti .
266.
HESTI
Kenapa
begini?(GELISAH)
Ada
apa bang tiba-tiba jadi kasar?
267.
ANDI
Silahkan
kamu tanya dengan ibumu. . .
Lebih
baik kalian pergi. .
268.
HESTI
Sungguh
tidak di mengeri. . .
Ada apa ini bu?
Apa
yang terjadi?
269.
IBU
(IBU
DIAM SEDIH MELIHAT ANDI)
270.
ANDI
Tidak
puaskah ibu melihat aku susah?
271.
IBU
Maafkan
aku nak. . .
Sungguh
maafkan aku,
TIBA-TIBA
AYAH DATANG
272.
AYAH
Kenapa
lama sekali bu, sudah kering ayah menunggu. .
(AYAH
MENDEKAT IBU, DAN MEMANDANGI ANDI)
An.
. .di? kamu andi?
273.
ANDI
Iya
aku Andi. .
274.
AYAH
Nak,
sudah sekian lama ayah mencarimu nak. . .
275.
ANDI
Janganlah
ayah berdusta, dengan diriku saja ayah tidak tahu lagi. .
276.
AYAH
Ayah
masih ingat kamu nak, tidak pernah terlintas sedikitpun ayah untuk melupakanmu
nak. .
277.
ANDI
Sudah
sekian lama aku pergi dari rumah bersama ibu, tidak pernah ayah berusaha
mencari kami. .
Hah.
. ya mungkin karna ayah telah memiliki
istri baru. .
278.
AYAH
Tidak
nak, tidak. . .
279.
ANDI
Tidak
salah lagi. . .
280.
HESTI
Apa
ini?
Aku
tidak mengerti. . .
281.
IBU
dia
adalah abangmu nak. .
282.
HESTI
Abang?
283.
ANDI
Mana
mungkin dia tau aku ini abangnya, ayah saja tidak mengingat aku sebagai
anaknya. .
Ayah
rela berdusta dengan ibu untu menikah dengan orang cina,
Walau
dulu hidup kita susah, tapi aku bahagia. Namun ayah tidak puas dengan
kebahagiaan yang kita memiliki dulu, ayah lebih memilih menikah dengan cina
yang kaya. .
284.
AYAH
Tapi
ibu sudah merestui ayah nak. .
285.
ANDI
Memang
ibu berkata iya, tapi ayah tidak merasakan sakitnya ibu saat tau ayah telah
mendustainya. Jika ibu kuat pasti ibu sudah menjadi babu orang cina. .
286.
AYAH
Jangan
terlalu kasar kamu . . .
287.
ANDI
Terserah
ayah bilang apa, ibu meninggal karna penyakit lifer. Tidak pernah kan ayah
memikirkan ibu, karna ayah sudah mendapatkan ratu kesayangan ayah. .
Dari
dulu tidak pernah aku berfikir mempunyai ayah, aku merasakan aku tidak memiliki
ayah.
288.
AYAH
Baiklah,
jika kau tidak mengenal ayah lagi. . .
(AYAH
PERGI DARI RUMAH ANDI)
289.
HESTI
Ayah
jangan pergi dulu, kita harus bawa abang pulang yah. . . (SAMBIL MENANGIS)
290.
AYAH
Apa
gunanya, dia tidak mau menirima aku.
291.
HESTI
Bukan
begini penyelesaiannya yah. . .
ANDI
MULAI MENGELUARKAN KEKECEWAANNYA KEPADA AYAH.
292.
ANDI
Aku
tidak mengerti dengan semuanya, aku seakan semakin menjadi boneka. . boneka
yang tidak bisa berucap, walau isi di dalam telah hancur. .
SEMUANYA
TERDIAM MENDENGAR UCAPAN ANDI
293.
ANDI
Aku
yakin tidak ada yang tulus untuk menyayangiku. . . karna aku tidak lagi
mempunyai keluarga. .
294.
AYAH
Ayah
menyayangimu nak. . .
295.
HESTI
Aku
juga, kita keluarga bang.
296.
ANDI
Jika
ayah sayang padaku, kemana ayah selama ini
?
AYAH
TERDIAM
297.
ANDI
Semua
hanya dusta!
298.
AYAH
Tapi.
. .
299.
ANDI
Sudahla
ayah. . . taka ada guna ayah memintaku untuk kembali. .
300.
AYAH
Tapi
ayah tulus nak. . .
Ayah
menyesal .
301.
ANDI
Penyesalan
ayah sudah tak berarti . .
Dulu
ayah kemana? Ayah tinggalkan ibuku, ayah pergi dengan wanita cina itu, walaupun
aku dulu masih sepuluh tahun tapi aku mengingat dan menyimpan erat memori itu
di dalam ingatanku.
Apa
ayah merindukanku ?
Huh
! aku rasa tidak, aku tidak ingin mengulang kembali memori itu. . .
Apa
ayah tau bagai mana aku dan ibu memperjuangkan hidup? Pasti tidak kan yah. .
Berapa
lama ayah tinggalkan aku dan ibu, ayah pergi bersenang-senang dengan wanita
lain, sedangkan aku dan ibu makan saja harus ngemis dengan kesana kemari. .
302.
AYAH
Ayah
tidak . . .
303.
ANDI
Tidak
bemaksud begitu?
Tapi
semua sudah terjadi. . .
304.
AYAH
Tidakkah
kau dapat memaafkan ayah nah, ayah mohon nak. .
305.
IBU
Maafkanlah
ayahmu, ini juga salah ibu nak. .
306.
HESTI
Bang
sebentar lagi bulan ramadhan tidakkah kita dapat saling bermaafan?
307.
ANDI
Baiklah,
aku akan berusaha membuka pintu maaf untuk ayah. .
308.
AYAH
(AYAH
TERKEJUT DAN MEMANDANGI ANDI)
Benarkah
nak. . .
309.
ANDI
Iya
ayah. . tapi ayah janji tidak jahat
lagi. . .
310.
AYAH
Dimana
kuburan ibumu nak. .
ayo
kita kesana. . .
311.
IBU dan HESTI
Ayo.
. .
MEREKAPUN
PERGI KE MAKHAM IBU ANDI. .
SEKIAN.
. .
Padang Panjang 26 juni
2013
Ditulis dalam rangka
ujian penulisan kreatif
ini sebenarnya bukanlah salah bang andi, aku kesini datang sendiri. . .
budha?
aku orang tungkal harapan
(ANDI HANYA DIAM SAJA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar