Selasa, 08 Oktober 2013

Naskah Detik-Detik Panjang

DETIK-DETIK PANJANG
Karya Mardiah
                                                           

TERLETAK DI PELOSOK JALAN TEPATNYA DI DARAH PERKEBUNAN, DI TERAS RUMAH KONTARAKAN ANDI, YANG BERDINDINGKAN TRIPLEK TEPATNYA DI DISAMPING POHON KELAPA. PAGI-PAGI SAAT ANDI INGIN BERANGAKAT KERJA,  IA TERKEJUT KARNA MELIHAT WANITA CINA TIDUR DI DEPAN RUMAHNYA.
LAMPU FADE IN HESTI DALAM KEADAAN TERAS.
01.  ANDI
Astaqfirullah. . .(ANDI KEGET DAN MELIHAT-LIHAT WANITA ITU, SAMBIL MELAMBAI-LAMBAIKE DEPAN MUKA HESTI)
02.  HESTI
(HESTI BANGUN DARI TIDURNYA HESTIPUN TERIDURNYA) eh. . .  e. . .maaf tadi saya tertidur di sini. .
03.  ANDI
kamu siapa? Pagi-pagi sudah ada disini . . . . ada keperluan apa ?
04.  HESTI
Ah. . . . ti. . . tidak . . .  (MENCOBA TUK MENGELAK)
05.  ANDI
Ada keperluan apa ya?
06.  HESTI
(HESTI MELAMUN)
07.  ANDI
Hallo. . . .
08.  HESTI
Eh ! iya . . . . maaf iya bang,  masih kebawa mimpi  . . (SAMBIL TERSENYUM KECIL)
09.  ANDI
Kamu dari mana?
10.  HESTI
Aku dari tadi disini . . .
11.  ANDI
Iya, maksudku asal  ?
12.  HESTI
Oh. . .  asal. . .
13.  ANDI
Iya asal kamu. . .?
14.  HESTI
Aku dari kelurahan tungkal harapan. .
15.  ANDI
Oh. . . kok bisa sampai sini, memangnya ada keperluan apa?
16.  HESTI
A. . . . .aku . . . . (MENJAWAB DENGAN RAGU-RAGU)
17.  ANDI
Ya? Siapa lagi. . .
18.  HESTI
Aku baru mendaftarkan diri untuk kerja disini, . . .
Boleh aku menunggu jemputan sementara disini?
e. . . .maksudnya numpang di teras rumah kamu saja, soalnya aku tidak tahu jalan. . .
19.  ANDI
Mengapa tidak masuk saja, ayo. . .
20.  HESTI
Ah. . . tidak, disini saja sudah sangat cukup. . .
21.  ANDI
Masuk sajalah. . .
22.  HESTI
Tidak perlu bang, Cuma sebentar saja. . . .
23.  ANDI
Oialah kalau begitu, saya sudah nawarin ya. . .

24.  HESTI
Iya. . .iya. . .
Tidak di tuntut kok. . .
25.  ANDI
(TERTAWA) takutnya . .
Oia tunggu ya, aku buat air dulu ya ke dalam, supaya ngobrolnya enak. . .
26.  HESTI
Ah . . .jangan repot-repot bang, keluarin aja semua yang ada . . (SAMBIL MENGGODA)
27.  ANDI
(TERTAWA) kamu bisa saja, tunggu ya. . . (ANDI MASUK KE RUMAHNYA)

HESTI MELAMUN SAMBIL MEMANDANGI JALAN, TIBA-TIBA ANDI KELUAR DENGAN MENGEJUTKAN HESTI SAMBIL MEMBAWA SATU GELAS TEH DAN ROTI

28.  ANDI
Hai. . .
29.  HESTI
(KAGET) eh. . . . abang . . .
30.  ANDI
Kenapa melamun kamu,
31.  HESTI
(TERSENYUM) aku tidak melamun, tapi lagi menikmati kenyamanan disini, tenang rasanya. . .
32.  ANDI
Iya dong! (DENGAN MEMBANGGA) makanya aku ngontrak disini. .
33.  HESTI
Mungkin saja karna murah . . .(tertawa) bercanda kok. . .
34.  ANDI
Ya  . . . itu juga sih . . hahaha

35.  HESTI
Memang abang kerja dimana?
36.  ANDI
Kerja di. . .
37.  HESTI
Ayo dimana?
38.  ANDI
Iya sabar . . . ini mau dibilang, di rumah makan dipasar. . .
39.  HESTI
Oh . . . (SAMBIL NGANGGUK-NGANGGUK)
40.   ANDI
memangnya kenapa?
41.  HESTI
Tidak. . . aku fikir abang kerja menjadi kuli bangunan. .
42.  ANDI
Lah. . . .kenapa?
43.  HESTI
Habisnya abang kurus sih. . .
44.  ANDI
Wai. . . kamu mikirnya sampai ke badan aku. . . perhatian sekali. . .
45.  HESTI
(TERTAWA) aduh, jangan kepedean bang. . .
46.  ANDI
Kenapa mikirnya sampai situ. . .?
47.  HESTI
ya jelas la aku mikirnya kesitu. . . coba aja abang tanya sama orang yang baru kenal abg dan abang bilang kalau abang kerja di rumah makan, ya mana tidak ada yang percaya  . . . (TERTAWA TERBAHAK-BAHAK)
48.  ANDI
Hmm. . . .iya juga sih . .
49.  HESTI
Harusnya abang bisa gendut, kan disitu makanannya enak-enak. . .
50.   ANDI
Ya. . . . kan tidak untuk aku semua, kalau semua aku makan tekor bosnya. .
51.   HESTI
Kalo aku yang kerja disitu ya bang pasti kerja aku makan terus. .
52.   ANDI
Alah. . . kamu. . . kalau kamu sudah kerja disitu pasti bosan melihat lauk sebanyak itu.
53.   HESTI
Tidak ! (MENJAWAB DENGAN SOMBONG)
54.   ANDI
Oh iya. . . .(MENEPUK JIDAT) kan kelupaan, kita saja belum kenalan. .
Nama kamu siapa? (MENGULURKAN TANGANNYA)
55.   HESTI
Aku Hesti. . abang?
56.  ANDI
Aku andi. . nah baru mantab. .  (SAMA-SAMA TERTAWA)
57.  HESTI
Abang tinggal dengan siapa di sini. . .
58.   ANDI
Aku tinggal sendiri. .
59.   HESTI
(HESTI MELIHAT-LIHAT KE ARAH PINTU KAMAR) Mana orang tua abang?
60.   ANDI
Sudah meninggal. .
61.   HESTI
keluarga yang lain?
62.   ANDI
Sudah tidak ada lagi. .
63.   HESTI
Maksudnya ? (MEMANDANG ANDI DENGAN HERAN DAN PURA-PURA TIDAK TAHU)
64.   ANDI
Sudah pergi . . .
65.   HESTI
(HESTI MELAMUN PANJANG MENDENGAR UCAPAN ANDI)
66.   ANDI
Hui. . . (MENGEJUTKAN HESTI)
67.   HESTI
Oi  . . (KAGET) maaf bang. .
68.   ANDI
Kamu suka melamun rupanya. .
69.   HESTI
Ah. . .tidak. . .

HESTI MULAI MELIHAT JAM TERNYATA SUDAH HAMPIR SIANG, TIBA-TIBA DATANG SEORANG WANITA SEUSIA ANDI YANG TERNYATA PACAR ANDI, LALU MARAH-MARAH KEPADA ANDI DAN HESTI.

70.  MIRA
(DATANG LANGSUNG TERKEJUT MELIHAT ANDI DENGAN WANITA DI DEPAN RUMAH. . ) siapa wanita cina ini Andi? Pagi-pagi sudah bertamu di rumah laki-laki. . .  (JUTEK).
71.   ANDI
Teman aku  . . .
72.   MIRA
Teman? Masak sih. . .(MENJAWAB JUTEK)tidak pernah ceita     
Kamu tentang teman kamu, apa lagi kamu punya teman cina. .
73.   ANDI
Tenanglah dulu, jangan marah-marah. . .



74.   MIRA
Wanita mana yang tidak marah kalau pacarnya duduk berdiuan di depan rumah, apalagi ini masih sangat pagi andi untuk nerima tamu, tamunya wanita cina lagi. . .
75.   ANDI
Memangnya ada apa Mira?
76.  MIRA
Hei. . . . asalkan kamu ingat ya, cina itu perebut, selalu ingin menjadi penguasa. .
77.   ANDI
(ANDI SERBA SALAH) jangan begitu. . tenanglah . . .
78.  MIRA
Mana bisa aku tenang kalau cara kamu begini. . .
Kamu sendiri yang bilang kalau orang cinta itu bisa saja sewenang-wenang mengambil apa yang kita punya, lihat saja di pasar orang kita satu persatu menjadi gembel dan menjadi suruhan mereka, apa itu tidak perebut namanya  ?
79.   ANDI
Hei mira kamu jangan kasar seperti itu. .
80.  MIRA
Aku tak bermaksud kasar kok. . .
81.   HESTI
Maaf sebelumnya kakak bisa saja membenci aku, tap aku mohon jangan bawa-bawa keturunan aku. .
ini sebenarnya bukanlah salah bang andi, aku kesini datang sendiri. . .
82.   MIRA
Ya. . . .pasti salah kamu ! kamu wanita murahan pagi-pagi sudah datang kesini, kamu mau ganggu pacar aku kan?
83.   ANDI
Lancang sekali kamu. . . pergi! ! (MARAH DAN MENGUSIR ANDI).
84.   MIRA
Baik, kalau itu mau kamu. . . (MIRA BERLARI PULANG)

HESTI SEMAKIN MERASA BERSALAH, DAN KEMBALI MELAMUN DENGAN WAJAH YANG SEDIH

85.   ANDI
Jangan difikirkan di memang seperti itu, dia susah mengerti apalagikalau aku ber urusan sama wanita, dia paling tidak ingin tahu. . . ya sudah birkan saja, palinagan nanti baik lagi. .
86.   HESTI
Kalau tidak. . .
87.   ANDI
Cari yang lain lagi la. . .
88.   HESTI
(GELENG-GELENG) abang ini . . . .
89.   ANDI
Kamu tenang saja. . . jangan takut. . .
90.   Hesti
Oia tidak apa abang kerja bang?
91.   ANDI
Kebetulan khusus hari ini aku libur, tidak mungkin kamu aku tinggal sendiri. .
Ya kan?
92.   HESTI
Aku gak apa-apa kok sendirian disini, pergilah kak kerja nanti dipecat lagi. . .
93.   ANDI
Tenang di aku ambil jatah absen, aku belum pernah absen. . .
94.   HESTI
Ha? Kerja di rumah makan ada jatah absen juga?
95.   ANDI
Adalah. . . tu hebatnya tempat kerja aku. . .
96.  HESTI
Seperti sekolah saja. . .
97.  ANDI
kan itu sekolah juga namanya, sekolah rumah makan. . .
98.  HESTI
Ada-ada aja. .  (TERTAWA)

ANDI YANG LAGI ENAK-ENAKNYA CERITA DENGAN HESTI TIBA-TIBA BAPAK KONTRAKAN DATANG MENAGIH HUTANG KONTRAKAN ANDI

99.  BAPAK KONTRAKAN
Permisi. . . 
100.   ANDI
Iya. . . .eh bapak. . . (DENGAN WAJAH YANG CEMAS)
101.    BAPAK KONTRAKAN
Andi kamu sudah jatuh tempo. .
102.   ANDI
Oia lupa. . .
103.    BAPAK KONTRAKAN
Alah. . . jangan pura-pura lupa kamu. .
104.    ANDI
Maaf pak, Andi belum ada uang pak. . .
105.   BAPAK KONTRAKAN
Kamu selalu saja belum ada uang, yang bulan kemaren masih ada setengah lagi hutang kamu. . . . sekarang mau nunggak lagi. . .

HESTI MERASA SEDIH MELIHAT ANDI

106.   HESTI
Maaf ya pak, bapak pernah sekolah. . .? (DENGAN NADA TINNGI)
107.    BAPAK KONTRAKAN
Kenapa memangnya. . .?
108.    HESTI
Tapi kok seperti orang yang gak pernah sekolah . . .

109.    BAPAK KONTRAKAN
Enak saja kamu. . . .
Jaga ya mulut kamu .
110.   HESTI
Maaf ya pak, kami memang orang susah tapi kami punya hati juga punya otak. .
111.   BAPAK KONTRAKAN
Walah. . . berani kamu. . .
Kamu jangan mentang-mentang orang cina ya? 
112.    HESTI
Apa urusannya dengan bapak?
113.   ANDI
Yasudah la pak. . . besok saya antar ke rumah bapak, bapak tenang saja. . .
114.    BAPAK KONTRAKAN
Mana bisa aku tenang kalau begini caranya. . .
115.   ANDI
Tenang saja pak, pulang saja bapak dulu, dari pada bapak capek mikirin ini. . .
116.   BAPAK KONTRAKAN
Lebih capek lagi kalau uangnya tidak kamu beri . .
117.    ANDI
Janganlah begitu pak, percayalah. . .
118.    BAPAK KONTRAKAN
Baiklah, aku pulang tapi ingat yabesok tiada maaf untuk kamu ! kalo kamu tidak bayar, silahkan kamu keluar dari rumah ini. . .
119.    ANDI
Iya pak. .
120.   BAPAK KONTRAKAN
Terimakasih. .  lain kali tolong ajarin teman kamu itu ya. . . (PERGI DARI KOS ANDI)
121.    ANDI
(HERAN)
Jangan di ambil hati ya. . .

122.    HESTI
Bapak kos kamu itu kasar sekali, rasanya mau aku patahin tulangnya. . .
123.    ANDI
Alah, seperti kuat saja kamu. .
124.   HESTI
Kuat. . . apalagi melawan orang yang buat marah gitu. . .
125.   ANDI
Yaelah. . . sok kuat kamu (MENYEMEEH HESTI)
126.    HESTI
(CENGAR-CENGIR)
127.   ANDI
Maaf ya, disini banyak orang yang jahil. . .
128.   HESTI
Iya, gak apa-apa. . .
Tapi setelah aku dengar-dengar tadi kenapa tadi pacar abang membahas tentang cina ?
129.   ANDI
Ah. . . . tidak, jangan difikirin. . .
130.   HESTI
Untuk apa aku memikirkan hal yang tidak penting. .
131.   ANDI
Iya deh kalau begitu. . .
132.   HESTI
Bang ternyata di sini panas ya. . .
(HESTI MEMBUKA JAKETNYA)
133.   ANDI
Memang begitu, di sini semakin siang semakin panas, maklum dekat dengan laut. . .
(ANDI MELIHAT TANDA YANG ADA DISIKU HESTI, LALU IA MAMANDANG TANDA ITU DENGAN TERPANAH)
134.   HESTI
Hai. . . . (SAMBIL MELAMBAI-LAMBAI KE DEPAN WAJAH ANDI)
135.   ANDI
Eh. . . iya, maaf. . . .
136.   HESTI
Apa yang abang pandang, serius sekali. .
137.   ANDI
Ah tidak, aku hanya melihat tanda kamu itu. .
138.   HESTI
Ini. . . (MENUNJUK KE TANDA HESTI)
Tanda ini kata ayah adalah tanda yang sama dengan abang aku,
139.   ANDI
Kamu punya abang?
140.   HESTI
Iya. . . .
141.   ANDI
Dimana abang kamu itu ?
142.   HESTI
Ayah bilang abang sudah pergi. . .
143.   ANDI
Pergi kemana?
144.   HESTI
Sudah 10 tahun kata ayah abangku pergi. .
145.   ANDI
Memangnya abang kamu usianya berapa?
146.   HESTI
Aku kurang tau bang, masalahnya abangku pergi sewaktu aku masih bayi kata ayah. . .
147.   ANDI
(ANDI DIAM)
148.   HESTI
Kenapa abang diam?
149.   ANDI
Eh, , , maaf. . .
150.   HESTI
Kalo keluarga abang mana?
151.   ANDI
Tapi sudah tidak ada lagi. . . .
152.   HESTI
Sudah meninggalatau kemana?
153.   ANDI
(DIAM)
154.   HESTI
Aduh. . . . . .maaf bang kalau pertanyaanku tadi menyinggung hati abang. . .
155.   ANDI
Ah. . . tidak. . .
156.   HESTI
Terus?
157.   ANDI
Dari aku kecil, aku  sudah sendiri. . .
Sudah 10 tahun aku tidak tinggal dengan ayah, ibu meninggal karna skit-sakitan. . .
158.   HESTI
Ibu abang sakit apa?
159.   ANDI
Ibu terserang penyakit lifer semanjak tiga tahun setelah bercerai dengan ayah, penyakit itu yang membawa ibu pergi dan tinggallah aku sendiri hidup dengan sebatang kara tak ada keluarga. .
Tapi aku yakin dengan kesendirian ini aku bisa membahagiakan ibu di alam sana. .
160.   HESTI
Ayah abang sekarang dimana?
161.   ANDI
Aku tidak mengetahui keberadaan ayah. . .
162.   HESTI
Dengan wajah ayah abang apakah masih ingat?
163.   ANDI
Sepertinya sudah tidak lagi. . .
Semenjak perpisahan ayah dan ibu aku memilih ibuku, karna ayah  tidak sedikitpun memperdulikan aku. Semenjak itulah aku mulai melupakan ayah, aku tidak ingin mengingat ayah, dan aku yakin ayah juga tidak pernah mengingat kalau dia mempunyai anak. .
164.   HESTI
Kenapa begitu?
165.   ANDI
Semenjak aku berumur 9 tahun ayah mulai tidak setia kepada ibu dan aku, ayah menikah lagi. Pada waktu itu aku tidak tau bahwa wanita yang di bawa ayah adalah istri ayah, pada awalnya ibu tidak mengetahui bahwa ayah mempunyai istri lagi,  itupun aku dan ibu tahu setelah 7 bulan ayah telah menikah dan wanita itu sudah mengandung anak ayah baru ayah beri tahu aku dan ibu. Sampai sekarang taka ada kabar apapun tentang ayah. . .
166.   HESTI
Maaf ya bang, aku sudah membuat abang sedih. .
167.   ANDI
Itu biasa, semua orang yang melihat aku sendiri di rumah pasti memberikan pertanyaan yang sama, itu sudah biasa. .
168.   HESTI
Tapi kalau aku itu hal yang tak biasa, itu adalah hal yang menyakitkan bang. . .
169.   ANDI
Itu sudah menjadi jalan yang diberikan Allah untuk aku.
170.   HESTI
Iya juga sih. . .
Tapi kalau aku tidak akan sanggup bang,
171.   ANDI
Tenang saja, Allah tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya di luar batas kemampuan hambanya. . .
172.    HESTI
Oia. . . kan sebentar lagi mau puasa abang puasa sendiri di sini ?
173.   ANDI
Iyala, mau puasa sama siapa lagi ?
174.   HESTI
Iya, barang kali sama pacar. . .
175.   ANDI
Ya mana bisa la, dia rumahnya di sini. . .
Kalau soal puasa tenang, aku suudah biasa puasa sendiri.
176.   HESTI
(mengangguk-angguk)
177.   ANDI
Boleh aku menanyakan sesuatuatu yang merupakan persoalan pribadi?
178.   HESTI
Silahkan saja. . .
179.    ANDI
Agama kamu apa?
budha?
180.    HESTI
(TESTAWA) ada-ada saja abang ini ?
181.   ANDI
Eh. . . maaf tidak bermaksud menyinggung. . .
182.   HESTI
Tenang tidak jadi masalah,
Aku sudah biasa kok di tanyain yang seperti itu. . .
183.   ANDI
Wajah kamu itu caines sekali. . .
184.   HESTI
Iya bang, ibuku mualaf. . .
185.   ANDI
Mualaf?
186.    HESTI
Iya, sebelumnya ibu beragama budha, tapi semenjak menikah dengan ayah ibu pindah agama menjadi Islam. Alhamdulillah sekarang masih Islam. .
187.   ANDI
(ANDI MELAMUN SEPERTI LAGI MEMIKIRKAN SESUATU)
188.   HESTI
Apaa yang abang fikirkan?
189.   ANDI
Tidak. . .

TIBA-TIBA LEWAT SEORANG NENEK YANG TIDAK JELAS PENGLIHATANYA, DIA TERSANDUNG BATU DI DEPAN RUMAH ANDI.

190.   ANDI
Astaga. . . . (ANDI MENDEKATI NENEK ITU)
191.   NENEK
Ini siapa? (NENEK MENCOBA MELIHAT WAJAH ANDI)
192.   ANDI
Ini Andi nek. . .
193.   NENEK
Andi yang . . . .
194.   ANDI
Iya nek, Andi yang kulit hitam.
195.   NENEK
Ya ampun cucu nenek. . .
196.   ANDI
Ayo nek, duduk dulu di teras andi. . .
(ANDI MEMBAWA NENEK DENGAN PERLAHAN KE TERAS RUMAHNYA)
197.   ANDI
Nenek memangnya tadi dari mana? Kenapa berjalan sendirian, biasa sama Wira. . .


198.   NENEK
Tadi Wira mengantarkan dagangannya ke pasar, nenek mau ke warung beli gula. . .
199.   ANDI
Kenapa nenek tidak suruh andi aja nek, nenek kan bisa teriak dari rumah. .  
200.    NENEK
Nenek tidak mau merepotkan kamu nak. .
201.    ANDI
Nenek selagi Andi bisa, pasti andi usahakan, tidak akan merasarpot kok. .
202.   NENEK
Ya ampun, terimakasih nak. . .
203.   ANDI
Nenek tadi beli gula nenek mau minum teh ya?
204.   NENEK
Iya nak,
205.   ANDI
Nenek tunggu ya, Andi buatkan air untuk nenek ya. . .
206.   NENEK
Tidak usah nak, nanti nenek mau beli gula. . .
207.   ANDI
Tidak apa. .  nenek tenang saja duduk di sini. .
aduh. . . (memukul kepalanya) kan. . . Andi lupa, ini nek teman Andi namanya Hesti. .

ANDI MENGAMBIL TANGAN NENEK DAN MENARUHNYA KE TANGAN HESTI.

208.   HESTI
Nek ini aku Hesti, teman bang Andi. . .  
209.    NENEK
(NENEK MEMEGANG WAJAH HESTI)
Kamu anak yang cantik. . .
210.    HESTI
(HESTI TERSIPU MALU)
211.   ANDI
Andi ke dalam dulu ya nek. . . (ANDIPUN MASUK)
212.   NENEK
Kamu dari mana nak?
213.    HESTI
Hesti dari tungkal harapan nek.
214.   NENEK
Jauh sekali sampai ke sini. .  
215.   HESTI
Itulah nek. . .

WIRA JALAN LEWAT RUMAH ANDI, SEPERTI SEDANG MENCARI SESEORANG. WIRA MELIHAT NENEK DI DEPAN RUMAH ANDI.

216.   WIRA
Nenek. . . . kemana saja nek? Dari tadi Wira cari. . .
(SAMBIL NERJALAN KE ARAH NENEK)
217.    NENEK
(NENEK MENCOBA MELIHAT WIRA)
Wira. . .
Nenek tadi mau membeli gula, gula di rumah kita habis. .
218.   WIRA
Kenapa nenek tidak menunggu wira nek?

ANDIPUN KELUAR SAMBIL MEMBAWA TEKO YANG BERISI AIR TEH DAN BEBERAPA GELAS KOSONG.

219.   ANDI
Wira. . .

220.   WIRA
Tadi aku cari nenek, eh rupanya nenek di sini. .
221.   ANDI
Iya tadi aku juga terkejut melihat nenek jalan sendiri, tadi nenek tersandung batu itu.
222.   WIRA
Iya, tadi aku pergi mengantar dagangan ke pasar.
Terimakasih ya Andi sudah mau menumpangkan nenek di sini. .
(WIRA MELIHAT-LIHAT HESTI)
Siapa dia?
223.   ANDI
Ini Hesti teman aku wir. . .

WIRA DAN HESTIPUN BERSALAMAN

224.   WIRA
Aku wira. . .
225.   HESTI
Aku Hesti . .
226.   ANDI
(ANDI MENUANGKAN AIR UNTUK WIRA DAN NENEK)
Ini nek di minum airnya. .
227.   NENEK
Terimakasih ya nak. .
228.   ANDI
Iya nek. .
229.   WIRA
Kamu baik sekali ya, tau saja kalau aku haus. . .
230.   ANDI
(TERTAWA)
Iya. . .

HANDPONE HESTIPUN BERBUNYI, DAN HESTI MENGANGKAT TELFONNYA.

231.   HESTI
(BERBICARA DENGAN AYAHNYA LEWAT TELPON)
Hallo. . .Ayah. . .
Iya, aku sudah lihat kantor itu. Iya yah. . .
Apa? Ayah yang mau jemput aku,
Sudah di jalan ya?
Iya yah, Hesti di jalan sipin, gang damai, no 5.
Iya Hesti tunggu ya ayah. . .
232.   ANDI
Ayah kamu mau ke sini ya?
233.   HESTI
Iya, ayah jemput aku bang. .
234.   WIRA
Memangnya kamu dari mana ?
235.   HESTI
aku orang tungkal harapan
236.   WIRA
Memang ya, orang cina itu cantik-cantik. . .
237.   HESTI
Tidak juga kok. .
238.   ANDI
(ANDI HANYA DIAM SAJA)
239.   HESTI
Kak, aku boleh numpang buang air kecil. .
240.   ANDI
Boleh, ayo masuk. . .masuk aja di belakang  wc hanya ada satu kok, jadi tidak pusing. .


241.   HESTI
Iya deh, aku ke dalam dulu ya. .
Nek , Hesti kedalam dulu ya. .

HESTIPUN MASUK DAN ANDI MENGANTAR HESTI KE KAMAR MANDI, TAK LAMA IBUNYA HESTI DATANG.

242.   IBU
Permisi. . . dek apa ada Hesti di sini (IBU BERBICARA DENGAN WIRA)
243.    WIRA
Hesti yang orang cina seperti ibu itu?
244.   IBU
(TERSENYUM)
Iya nak. . . .
245.   WIRA
Hesti lagi buang air bu, sebentar lagi juga keluar. .
Tunggu saja bu. .
246.    IBU
iya terimakasih ya. .
247.   WIRA
bu, saya dan nenek permisi pulang dulu ya. .  ada kerjaan di rumah, tolong sampain andi ya bu. .
248.   IBU
Iya nak . . .
249.   WIRA
Terimakasih bu. . .
250.   IBU
Sama-sama. . .

WIRA DAN NENEK PULANG, IBU HESTI DUDUK MENUNGGU HESTI
HESTIPUN KELUAR DARI RUMAH ANDI,

251.   HESTI
Ibu . .  mana ayah?
252.   IBU
Ayah di gang luar, mobilnya tidak bisa masuk nak. . paling nanti ayah kesini. . .
Rumah siapa ini nak?
253.   HESTI
Ini rumah bang Andi bu. .  
254.    IBU
Kenapa bisa sampai sini?
255.    HESTI
iya bu, tadi malam aku kan naik angkot, eh di stopin di depan gang ini aku lupa alamat rumah om haris bu jadi nyasar. Kata supir angkot itu mereka mau iatirahat, sudah lima keliling tidak aku stpin angkotnya makanya supir angkotnya marah. .
terus aku ketiduran di teras ini. .
256.   IBU
Ya ampun nak. . .
Tapi kamu tidak apa-apa kan?
257.   HESTI
Ini ibu lihat aku tetap seperti biasa kan. . .
258.    IBU
Iya sayang takutnya, ibu khawatir sekali. Ibu kira kamu di rumah om kamu. .
259.    HESTI
Ibu. . .

ANDI KELUAR DARI RUMAHNYA, SAMBIL TERKEJUT MELIHAT IBUNYA HESTI

260.   HESTI
Nah ini dia teman hesti yang tinggal di rumah ini.
Bang ini ibu aku. .

ANDI DAN IBU SALING BERTATAPAN, HESTIPUN HERAN.

261.   HESTI
Kenapa jadi diam ?
262.   IBU
Andi? (MENATAP ANDI DALAM)
Andi. . . kamu putra pak Surya. .
263.   ANDI
Aku anak yang bapaknya sudah anda rebut. .
264.   HESTI
Ada apa ini? Kenapa pembicaraannya tidak aku mengerti.
. .
265.   ANDI
Semua sudah selesai kan? Silahkan kamu pulang Hesti .
266.   HESTI
Kenapa begini?(GELISAH)
Ada apa bang tiba-tiba jadi kasar?
267.   ANDI
Silahkan kamu tanya dengan ibumu. . .
Lebih baik kalian pergi. .
268.   HESTI
Sungguh tidak di mengeri. . .
 Ada apa ini bu?
Apa yang terjadi?
269.   IBU
(IBU DIAM SEDIH MELIHAT ANDI)
270.   ANDI
Tidak puaskah ibu melihat aku susah?
271.   IBU
Maafkan aku nak. . .
Sungguh maafkan aku,

TIBA-TIBA AYAH DATANG

272.   AYAH
Kenapa lama sekali bu, sudah kering ayah menunggu. .
(AYAH MENDEKAT IBU, DAN MEMANDANGI ANDI)
An. . .di? kamu andi?
273.   ANDI
Iya aku Andi. .
274.   AYAH
Nak, sudah sekian lama ayah mencarimu nak. . .
275.   ANDI
Janganlah ayah berdusta, dengan diriku saja ayah tidak tahu lagi. .
276.   AYAH
Ayah masih ingat kamu nak, tidak pernah terlintas sedikitpun ayah untuk melupakanmu nak. .  
277.   ANDI
Sudah sekian lama aku pergi dari rumah bersama ibu, tidak pernah ayah berusaha mencari kami. .
Hah. .  ya mungkin karna ayah telah memiliki istri baru. .
278.    AYAH
Tidak nak, tidak. . .
279.    ANDI
Tidak salah lagi. . .
280.    HESTI
Apa ini?
Aku tidak mengerti. . .
281.   IBU
dia adalah abangmu nak. .
282.   HESTI
Abang?


283.   ANDI
Mana mungkin dia tau aku ini abangnya, ayah saja tidak mengingat aku sebagai anaknya. .
Ayah rela berdusta dengan ibu untu menikah dengan orang cina,
Walau dulu hidup kita susah, tapi aku bahagia. Namun ayah tidak puas dengan kebahagiaan yang kita memiliki dulu, ayah lebih memilih menikah dengan cina yang kaya. .
284.   AYAH
Tapi ibu sudah merestui ayah nak. .
285.    ANDI
Memang ibu berkata iya, tapi ayah tidak merasakan sakitnya ibu saat tau ayah telah mendustainya. Jika ibu kuat pasti ibu sudah menjadi babu orang cina. .
286.    AYAH
Jangan terlalu kasar kamu . . .
287.   ANDI
Terserah ayah bilang apa, ibu meninggal karna penyakit lifer. Tidak pernah kan ayah memikirkan ibu, karna ayah sudah mendapatkan ratu kesayangan ayah. .
Dari dulu tidak pernah aku berfikir mempunyai ayah, aku merasakan aku tidak memiliki ayah.  
288.    AYAH
Baiklah, jika kau tidak mengenal ayah lagi. . .
(AYAH PERGI DARI RUMAH ANDI)
289.    HESTI
Ayah jangan pergi dulu, kita harus bawa abang pulang yah. . . (SAMBIL MENANGIS)
290.    AYAH
Apa gunanya, dia tidak mau menirima aku.
291.    HESTI
Bukan begini penyelesaiannya yah. . .

ANDI MULAI MENGELUARKAN KEKECEWAANNYA KEPADA AYAH.

292.   ANDI
Aku tidak mengerti dengan semuanya, aku seakan semakin menjadi boneka. . boneka yang tidak bisa berucap, walau isi di dalam telah hancur. .

SEMUANYA TERDIAM MENDENGAR UCAPAN ANDI

293.   ANDI
Aku yakin tidak ada yang tulus untuk menyayangiku. . . karna aku tidak lagi mempunyai keluarga. . 
294.    AYAH
Ayah menyayangimu nak. . .
295.    HESTI
Aku juga, kita keluarga bang.
296.    ANDI
Jika ayah sayang padaku, kemana ayah selama ini  ?

AYAH TERDIAM

297.   ANDI
Semua hanya dusta!
298.    AYAH
Tapi. . .
299.   ANDI
Sudahla ayah. . . taka ada guna ayah memintaku untuk kembali. .
300.    AYAH
Tapi ayah tulus nak. . .
Ayah menyesal .
301.    ANDI
Penyesalan ayah sudah tak berarti . .
Dulu ayah kemana? Ayah tinggalkan ibuku, ayah pergi dengan wanita cina itu, walaupun aku dulu masih sepuluh tahun tapi aku mengingat dan menyimpan erat memori itu di dalam ingatanku. 
Apa ayah merindukanku ?
Huh ! aku rasa tidak, aku tidak ingin mengulang kembali memori itu. . .
Apa ayah tau bagai mana aku dan ibu memperjuangkan hidup? Pasti tidak kan yah. .
Berapa lama ayah tinggalkan aku dan ibu, ayah pergi bersenang-senang dengan wanita lain, sedangkan aku dan ibu makan saja harus ngemis dengan kesana kemari. .
302.    AYAH
Ayah tidak . . .
303.   ANDI
Tidak bemaksud begitu?
Tapi semua sudah terjadi. . .
304.   AYAH
Tidakkah kau dapat memaafkan ayah nah, ayah mohon nak. .
305.    IBU
Maafkanlah ayahmu, ini juga salah ibu nak. .
306.    HESTI
Bang sebentar lagi bulan ramadhan tidakkah kita dapat saling bermaafan?
307.   ANDI
Baiklah, aku akan berusaha membuka pintu maaf untuk ayah. .
308.   AYAH
(AYAH TERKEJUT DAN MEMANDANGI ANDI)
Benarkah nak. . .
309.   ANDI
Iya ayah. .  tapi ayah janji tidak jahat lagi. . .
310.   AYAH
Dimana kuburan ibumu nak. .
ayo kita kesana. . .

311.    IBU dan HESTI
Ayo. . .

MEREKAPUN PERGI KE MAKHAM IBU ANDI. .

SEKIAN. . .

Padang Panjang 26 juni 2013
Ditulis dalam rangka ujian penulisan kreatif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar