Data buku kumpulan puisi
Judul : O Amuk Kapak
Penulis : Sutardji Calzoum Bachri
Cetakan : I, 1981
Penerbit : Penerbit Sinar Harapan, Jakarta.
Tebal : 133 halaman (67 puisi)
Desain sampul : Didit Chris dan Rekan
Tata Letak : Edhi SW
Ngiau! Kucing dalam darah dia menderas
lewat dia mengalir ngilu ngiau dia bergegas lewat dalam aortaku dalam rimba
darahku dia besar dia bukan harimau bukan singa bukan hiena bukan leopar
dia macam kucing bukan kucing tapi kucing
ngiau dia lapar dia merambah rimba afrikaku dengan cakarnya dengan amuknya
dia meraung dia mengerang jangan beri
daging dia tak mau daging Jesus jangan
beri roti dia tak mau roti ngiau kucing meronta dalam darahku meraung
merambah barah darahku dia lapar o alangkah lapar ngiau berapa juta hari
dia tak makan berapa ribu waktu dia
tak kenyang berapa juta lapar lapar kucingku berapa abad dia mencari mencakar menunggu tuhan mencipta kucingku
tanpa mauku dan sekarang dia meraung
mencariMu dia lapar jangan beri daging jangan beri nasi tuhan menciptanya tanpa setahuku dan kini dia minta
tuhan sejembut saja untuk tenang sehari untuk kenyang sewaktu untuk tenang..
Memahami Puisi, 1995
ANALISIS
saya akan menganalisis perbaris kata :
saya akan menganalisis perbaris kata :
Ngiau! Kucing dalam darah dia
menderas
kucing yang saya meknai sebagai manusia yang menjadi perusak, karna kucing pada dasarnya merupakan peliharaan manusia di dalam rumah yang disayang, dirawat, diperhatikan. Disini di kucing yang telah di sayang malah menjadi penghancur. Bisa dimaknai orang yang di percaya setelah itu menjadi penghianat.
kucing yang saya meknai sebagai manusia yang menjadi perusak, karna kucing pada dasarnya merupakan peliharaan manusia di dalam rumah yang disayang, dirawat, diperhatikan. Disini di kucing yang telah di sayang malah menjadi penghancur. Bisa dimaknai orang yang di percaya setelah itu menjadi penghianat.
keluhan yang menandakan keperihan yang ia jalankan, hanya keperihan yang
ia rasakan seperti di jabarkan pada kata dalam dalam darah dia menderas yang
saya maknai darah itu adalah perih, perih akaibat dari luka. Luka yang terus
mengalir terus mengalir dan hanya bisa mengeluh dan terus mengeluh.
lewat dia mengalir ngilu ngiau dia bergegas
lewat dalam aortaku dalam rimba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar