MENGKAJI
PENONTON PERGELARAN DAN RUANGNYA
Pergelaran
yaitu sebuah peristiwa di mana seseorang atau sekelompok orang yang dinamakan
pemain atau penyaji berperilaku dengan cara tertentu untuk tujuan ditonton oleh
kelompok orang lain yang dinamakan penonton. Posisi penonton menjadi tolak ukur
suatu pergelaran, akan tetapi disetiap pergelaran keberadaan si penonton dapat
dikatakan kurang memadai dikarenakan keadaan alokasi atau kesedian tempat
tontonan yang kurang dipertimbangkan. Semua itu didukung atas dasar persiapan
dari pergelaran itu sendiri. Terkadang pada suatu pergelaran ruang bagi
penonton tidak disiapkan, namun hanya mementingkan kebutuhan ruang pergelaran
saja.
Pada
bagian pembahasan mengkaji penonton
pergelaran dan ruangnya ini bertujuan untuk mengajak penonton pergelaran
dan ruangnya. Pada bagian ini lebih membahas tentang pergelaran teater sebagai
contoh. Bagai mana pergelaran teater dan apa perbedaan pergelaran teater dan
peristiwa teater.
Peristiwa
yang terjadi yang kita pertontonkan dengn tidak senghaja itu berarti bukan
tontonan akan tetapi dapat kita anggap sebagai seolah-olah tontonan. Itu yang
menjadi pembeda antara pergelaran dengan kejadian yang kita temui dengan tidak
disenghaja, yang dimaksud dengan tontonan yang sesungguhnya yaitu tontonan yang
dilakukan dengan kesenghajaan dengan tujuan pergelaran yang akan dipertontonkan
menjadi pertunjukan itu merupakan bagian dari pertunjukkan. Dengan sifat dari
suatu pergelaran itu yang bertujuan untuk penyaji menghasilkan yang berbeda
kepada penonton Agar penonton dapat menemui tontonan yang berbeda.
Pergelaran
yang merupakan interaksi antara penonton dan pengkarya, dimana dengan cara
interaksi pergelaran yang dilakukan berdasarkan kebiasaan atau genre yang
dimiliki setiap group yang memberikan pertunjukkan. Dengan pergelaran yang ada
unsur dari pergelaran itu yang di kutip dengan nilai-nilai sehari-hari, yang
menjadi pergelaran itu menarik untuk dipertontonkan.
Penonton
yang rela menonton pergelaran dengan berbagai pertimbangan dan keinginan.
Seperti keterkaitannya dengan hobi, selera. Maka dari itu seorang penyaji harus
memberikan yang terbaru atau pergelaran yang lebih unik, tidak monoton,
menambah dengan ide-ide kreatif. Sebagai daya tarik bagi penonton.
Kepentingan
terhadap suatu pergelaran yaitu bagaimana pertunjukan yang dipergelarkan itu
yang tidak terus menerus sifatnya, tidak gantung. Maka dari itu pergelaran yang
baik memberikan pengalaman, dan pesan yang baik bagi siapa saja yang menonton.
Terkadang banyak sifat yang diungkapkan dari hal yang tidak biasa akan tetapi
tidak berlebihan. Karna dari pergelaran menggunakan teknik untuk menarik
perhatian. Walaupun pergelaran itu diangkat dari kisah seharian, akan tetapi
itu hanya sekedar bingkai pada ceria.
Pergelaran
yang diluar kebiasaan dapat merubah penampilan, atau memperbaharuinya dengan
keadaan yang terbaru, jika dikaji pergelaran yang dilakukan dengan terus
menerus maka akan terjadi pergelaran yang monoton, dan penonton tiddak sungkan
akan keluar dari pertunjukanyang sedang berlangsung, ilai yang disampaikan dari
pergelaran yang berlaku bagi penonton dan berlaku pula untuk pergelaran itu
sendiri, dari pergelaran si penonton akan menemukan alternatif untuk
penyelesaian masalah itu senidiri.
Dalam
buku pargelaran karya jakob Sumarjo pada bagian mengkaji penonton pergelaran dan ruangnya halaman 67 “ Turner, Saini K.M pernah menyatakan
bahwa peristiwa teater adalah peristiwa transaksi kemanusiaan dimana gagasan
dan keyakinan mengenai jatidiri manusia sebagai pribadi, anggota keluarga,
warga masyarakat, ciptaan tuhan, mahlik biologis, didialokkan lewat penghadiran
kenyataan teaterikal”. Jika John J. macaLoon (1984:1) mengemukakan pergelaran
merupakan “ sebuah peristiwa dimana kita sebagai warga budaya dan masyarakat
bercermin pada dan mendefinisikan diri kita sendiri, mendramatisir mitos-mitos
kolektif dan sejarah, menghadirkan pada diri kita sendiri dengan berbagai
alternatif dan akhirnya berubah dalam beberapa hal sementara tetap sama dalam
hal lain”.
Banyak
cara berinteraksi yang dilakukan melalui pergelaran, dengan pergelaran semua
bisa ditampilkan berdasarkan hal yang termasuk logika dan tidak, akan tetapi
semua terkemas pada bagian penonton dengan memilah pergelaran sebagai sarana
untuk beraktivitas, pernonton beraktivitas dan tindakan.
Kehadiran
penonton yang berpengaruh terhadap pergelaran, baik pertunjukan itu sukses
ataupun tidak. Penonton yang memiliki peran yang kuat dalam keberhasilan
pertunjukkan tersebut.penonton berarti besar dalam kesuksesan suatu pergelaran.
Antusias penonton dapat diukur dari ekspresi penonton, seperti : jika ia
menonton pergelaran yang romantis, maka penonton akan terbawa pada keromantisan
tersebut, jika menonton pergelaran yang mengharukan maka sipeonton jiga bisa
ikut menangis, dan penonton dapat tertawa dan ikut marah jika melihat
pertunjukan yang lucu dan tragedi. Itu merupakan cara penyaji untuk meng
menghibnotis penonton melalui pegelaran tersebut.
Pentingnya
peristiwa yang di alami penonton saat menonton pergelaran tersebut. Jika
seorang pemain tidak lagi bergasil membuat penonton merasakan apa yang
diperaninya itu maka, pertunjukkan itu merupakan pertunjukan yang memiliki
tingkat keberhasilan yang minim. Karena dengan reaksi penonton itu merupakan
energi atau semangat untuk penyaji. Jika tidak maka pertunjukkan itu akan
terasa sederhana tampa ada reaksi dari penonton ke penyaji, dan penyaji ke
penonton.
Dalam
buku pargelaran karya jakob Sumarjo pada bagian mengkaji penonton pergelaran dan ruangnya halaman 69. John Emigh
(1996: 246) seorang profesor dalam bidang theate, Speech dan Drama di Brown University, Amerika
Serikat, yang juga praktisi berbagai bentuk pergelaran bertopeng (antara topeng
Pajengan - Bali) mengungkapkan pengalamannya demikian: “ setiap audiens baru
dan setiap acara baru selalu meminta pemikiran ulang dan pekerjaan ulang atas material
yang sama, dan mengarahkan material tersebut pada orang-orang yang hadir
disana, dan pada acara yang menyatukan kehadiran mereka”.
Pentingnya
peran yang dimainkan penyajipergelaran, agar penonton pergelaran dapat menonton
ppergelaran secara serius. Penyaji pergelaranpun harus lebih serius untuk
meempertunjukkan pergaelarannya itu.
Pergelaran
(teater) yang bertujuan untuk masyarakat (publik) tidak hanya disampaikan
dengan kata-kata bisa hanya dengan gerak saja Dalam buku pargelaran karya jakob
Sumarjo pada bagian mengkaji penonton
pergelaran dan ruangnya halaman 70, menurut “Drew Lader (1990:11) yang
dperantarai oleh tubuhnya. Atas pemikiran beberapa fenomenolog (antara lain
Edmund Husserl, Wilhelm Dilthey, John
Dewey, Martin Heidegger, Maurice Merleau Ponty, dan Carles Sanders Peirce)
kemudian memberi perhatian terutama pada pengalaman ketubuhan manusia.
Pengalaman ketubuhan itu sendiri pada dasarnya berupa pengalaman indrawi:
melihat, mendengar, membaui, mengecap, dan meraba”.
Persiapan
untuk pergelaran itu sangat penting karena persiapan rung untuk penonton
diperlukan. Penyaji harus
mempertimbangkan setiap bagian baik yang bessar maupun seminim mungkin
yang bertujuan untuk mensukseskan suatu
pergelaran. Karna pergelaran yang bertujuan untuk penonton berpengaruh besar,
karena penonton akan memperhatikan setiap pertunjukan dari pendengaran, kasat
mata. Penonton akan lebih memahami atmosfir dari pergelaran tersebut.
Persiapan
untuk suatu pergelaran harus didasari dengan kerja sama, dan difikirkan dengan
mapan apa kerugi dan untung dari pergelaran tersebut. Agar pergelaran itu
berjalan dengan sukses. Jika tidak diperhitungkan maka kerugian yang akan
terjadi. Kerugian terhadap penonton, kerugian terhadap penyaji.
Dalam
buku pargelaran karya jakob Sumarjo pada bagian mengkaji penonton pergelaran dan ruangnya halaman 70, Edward Bruner
(1986:6) merumuskan kaitan atara pengalaman dan pemahaman yang pada hakikatnya
individu dengan budaya yang bersifat kolektif.
Pada
pergelaran penonton yang menjadi topik keberhasilan, maka dari itu pergelaran
sesuai dengan ruang yang disediakan untuk penonton. Banyaknya penonton juga
termasuk dari penentuan keberhasilah di setiap pertunjukkan. Disini juga
pergelaran harus diukur dari nilai kenyaman penonton yang harus diperbaharui.
Sebesar
apabu pertunjukan akan terasa kurang jika tidak mempublikasikan pergelaran
tersebut menjadi masalah juga untuk pertunjukkan. Kuranganya publikasi dan
kurangnya ungkapan daya tarik pada publikasi maka kuranglah peminat dari
pertunjukkan.
Dari
pembahasan inikita dapat melakukan persiapan yang baik untuk mempersiapkan
pergelaran, karena setiap pergelaran antara penyaji harus memiliki komunikasi
yang erat, agar pergelaran berjalan dengan sukses.
review buku :
Jakob Sumarjo, mengkaji penonton pergelaran dan
ruangnya, Jalasutra, Yogyakarta, 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar