Kamis, 19 Desember 2013

MENGKAJI PENONTON PERGELARAN DAN RUANGNYA

MENGKAJI PENONTON PERGELARAN DAN RUANGNYA

Pergelaran yaitu sebuah peristiwa di mana seseorang atau sekelompok orang yang dinamakan pemain atau penyaji berperilaku dengan cara tertentu untuk tujuan ditonton oleh kelompok orang lain yang dinamakan penonton. Posisi penonton menjadi tolak ukur suatu pergelaran, akan tetapi disetiap pergelaran keberadaan si penonton dapat dikatakan kurang memadai dikarenakan keadaan alokasi atau kesedian tempat tontonan yang kurang dipertimbangkan. Semua itu didukung atas dasar persiapan dari pergelaran itu sendiri. Terkadang pada suatu pergelaran ruang bagi penonton tidak disiapkan, namun hanya mementingkan kebutuhan ruang pergelaran saja.

Pada bagian pembahasan mengkaji penonton pergelaran dan ruangnya ini bertujuan untuk mengajak penonton pergelaran dan ruangnya. Pada bagian ini lebih membahas tentang pergelaran teater sebagai contoh. Bagai mana pergelaran teater dan apa perbedaan pergelaran teater dan peristiwa teater.

Peristiwa yang terjadi yang kita pertontonkan dengn tidak senghaja itu berarti bukan tontonan akan tetapi dapat kita anggap sebagai seolah-olah tontonan. Itu yang menjadi pembeda antara pergelaran dengan kejadian yang kita temui dengan tidak disenghaja, yang dimaksud dengan tontonan yang sesungguhnya yaitu tontonan yang dilakukan dengan kesenghajaan dengan tujuan pergelaran yang akan dipertontonkan menjadi pertunjukan itu merupakan bagian dari pertunjukkan. Dengan sifat dari suatu pergelaran itu yang bertujuan untuk penyaji menghasilkan yang berbeda kepada penonton Agar penonton dapat menemui tontonan yang berbeda.

Pergelaran yang merupakan interaksi antara penonton dan pengkarya, dimana dengan cara interaksi pergelaran yang dilakukan berdasarkan kebiasaan atau genre yang dimiliki setiap group yang memberikan pertunjukkan. Dengan pergelaran yang ada unsur dari pergelaran itu yang di kutip dengan nilai-nilai sehari-hari, yang menjadi pergelaran itu menarik untuk dipertontonkan.



Penonton yang rela menonton pergelaran dengan berbagai pertimbangan dan keinginan. Seperti keterkaitannya dengan hobi, selera. Maka dari itu seorang penyaji harus memberikan yang terbaru atau pergelaran yang lebih unik, tidak monoton, menambah dengan ide-ide kreatif. Sebagai daya tarik bagi penonton.

Kepentingan terhadap suatu pergelaran yaitu bagaimana pertunjukan yang dipergelarkan itu yang tidak terus menerus sifatnya, tidak gantung. Maka dari itu pergelaran yang baik memberikan pengalaman, dan pesan yang baik bagi siapa saja yang menonton. Terkadang banyak sifat yang diungkapkan dari hal yang tidak biasa akan tetapi tidak berlebihan. Karna dari pergelaran menggunakan teknik untuk menarik perhatian. Walaupun pergelaran itu diangkat dari kisah seharian, akan tetapi itu hanya sekedar bingkai pada ceria.

Pergelaran yang diluar kebiasaan dapat merubah penampilan, atau memperbaharuinya dengan keadaan yang terbaru, jika dikaji pergelaran yang dilakukan dengan terus menerus maka akan terjadi pergelaran yang monoton, dan penonton tiddak sungkan akan keluar dari pertunjukanyang sedang berlangsung, ilai yang disampaikan dari pergelaran yang berlaku bagi penonton dan berlaku pula untuk pergelaran itu sendiri, dari pergelaran si penonton akan menemukan alternatif untuk penyelesaian masalah itu senidiri.

Dalam buku pargelaran karya jakob Sumarjo pada bagian mengkaji penonton pergelaran dan ruangnya halaman 67 “ Turner, Saini K.M pernah menyatakan bahwa peristiwa teater adalah peristiwa transaksi kemanusiaan dimana gagasan dan keyakinan mengenai jatidiri manusia sebagai pribadi, anggota keluarga, warga masyarakat, ciptaan tuhan, mahlik biologis, didialokkan lewat penghadiran kenyataan teaterikal”. Jika John J. macaLoon (1984:1) mengemukakan pergelaran merupakan “ sebuah peristiwa dimana kita sebagai warga budaya dan masyarakat bercermin pada dan mendefinisikan diri kita sendiri, mendramatisir mitos-mitos kolektif dan sejarah, menghadirkan pada diri kita sendiri dengan berbagai alternatif dan akhirnya berubah dalam beberapa hal sementara tetap sama dalam hal lain”.                                              

Banyak cara berinteraksi yang dilakukan melalui pergelaran, dengan pergelaran semua bisa ditampilkan berdasarkan hal yang termasuk logika dan tidak, akan tetapi semua terkemas pada bagian penonton dengan memilah pergelaran sebagai sarana untuk beraktivitas, pernonton beraktivitas dan tindakan.

Kehadiran penonton yang berpengaruh terhadap pergelaran, baik pertunjukan itu sukses ataupun tidak. Penonton yang memiliki peran yang kuat dalam keberhasilan pertunjukkan tersebut.penonton berarti besar dalam kesuksesan suatu pergelaran. Antusias penonton dapat diukur dari ekspresi penonton, seperti : jika ia menonton pergelaran yang romantis, maka penonton akan terbawa pada keromantisan tersebut, jika menonton pergelaran yang mengharukan maka sipeonton jiga bisa ikut menangis, dan penonton dapat tertawa dan ikut marah jika melihat pertunjukan yang lucu dan tragedi. Itu merupakan cara penyaji untuk meng menghibnotis penonton melalui pegelaran tersebut.

Pentingnya peristiwa yang di alami penonton saat menonton pergelaran tersebut. Jika seorang pemain tidak lagi bergasil membuat penonton merasakan apa yang diperaninya itu maka, pertunjukkan itu merupakan pertunjukan yang memiliki tingkat keberhasilan yang minim. Karena dengan reaksi penonton itu merupakan energi atau semangat untuk penyaji. Jika tidak maka pertunjukkan itu akan terasa sederhana tampa ada reaksi dari penonton ke penyaji, dan penyaji ke penonton.

Dalam buku pargelaran karya jakob Sumarjo pada bagian mengkaji penonton pergelaran dan ruangnya halaman 69. John Emigh (1996: 246) seorang profesor dalam bidang theate,  Speech dan Drama di Brown University, Amerika Serikat, yang juga praktisi berbagai bentuk pergelaran bertopeng (antara topeng Pajengan - Bali) mengungkapkan pengalamannya demikian: “ setiap audiens baru dan setiap acara baru selalu meminta pemikiran ulang dan pekerjaan ulang atas material yang sama, dan mengarahkan material tersebut pada orang-orang yang hadir disana, dan pada acara yang menyatukan kehadiran mereka”.

Pentingnya peran yang dimainkan penyajipergelaran, agar penonton pergelaran dapat menonton ppergelaran secara serius. Penyaji pergelaranpun harus lebih serius untuk meempertunjukkan pergaelarannya itu.

Pergelaran (teater) yang bertujuan untuk masyarakat (publik) tidak hanya disampaikan dengan kata-kata bisa hanya dengan gerak saja Dalam buku pargelaran karya jakob Sumarjo pada bagian mengkaji penonton pergelaran dan ruangnya halaman 70, menurut “Drew Lader (1990:11) yang dperantarai oleh tubuhnya. Atas pemikiran beberapa fenomenolog (antara lain Edmund Husserl, Wilhelm  Dilthey, John Dewey, Martin Heidegger, Maurice Merleau Ponty, dan Carles Sanders Peirce) kemudian memberi perhatian terutama pada pengalaman ketubuhan manusia. Pengalaman ketubuhan itu sendiri pada dasarnya berupa pengalaman indrawi: melihat, mendengar, membaui, mengecap, dan meraba”.

Persiapan untuk pergelaran itu sangat penting karena persiapan rung untuk penonton diperlukan. Penyaji  harus mempertimbangkan setiap bagian baik yang bessar maupun seminim mungkin yang  bertujuan untuk mensukseskan suatu pergelaran. Karna pergelaran yang bertujuan untuk penonton berpengaruh besar, karena penonton akan memperhatikan setiap pertunjukan dari pendengaran, kasat mata. Penonton akan lebih memahami atmosfir dari pergelaran tersebut.

Persiapan untuk suatu pergelaran harus didasari dengan kerja sama, dan difikirkan dengan mapan apa kerugi dan untung dari pergelaran tersebut. Agar pergelaran itu berjalan dengan sukses. Jika tidak diperhitungkan maka kerugian yang akan terjadi. Kerugian terhadap penonton, kerugian terhadap penyaji.

Dalam buku pargelaran karya jakob Sumarjo pada bagian mengkaji penonton pergelaran dan ruangnya halaman 70, Edward Bruner (1986:6) merumuskan kaitan atara pengalaman dan pemahaman yang pada hakikatnya individu dengan budaya yang bersifat kolektif.

Pada pergelaran penonton yang menjadi topik keberhasilan, maka dari itu pergelaran sesuai dengan ruang yang disediakan untuk penonton. Banyaknya penonton juga termasuk dari penentuan keberhasilah di setiap pertunjukkan. Disini juga pergelaran harus diukur dari nilai kenyaman penonton yang harus diperbaharui.

Sebesar apabu pertunjukan akan terasa kurang jika tidak mempublikasikan pergelaran tersebut menjadi masalah juga untuk pertunjukkan. Kuranganya publikasi dan kurangnya ungkapan daya tarik pada publikasi maka kuranglah peminat dari pertunjukkan.

Dari pembahasan inikita dapat melakukan persiapan yang baik untuk mempersiapkan pergelaran, karena setiap pergelaran antara penyaji harus memiliki komunikasi yang erat, agar pergelaran berjalan dengan sukses.


review buku :
Jakob Sumarjo, mengkaji penonton pergelaran dan ruangnya, Jalasutra, Yogyakarta, 2013.




                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar