SENI
UNTUK SENI, SENI UNTUK MASYARAKAT, SENI UNTUK KREATIFITAS
Pada
tahun 1936 Kata seni berasal dari bahasa melayu yang berarti “kecil” yang
berarti (sedih seni mengiris kalbu). Sebelunya kata seni itu diganti dengan
tukang, dalam majalah sin po 25 juli 1931 dalam artikel berjudul Raden Saleh,
masih dipakai kata tukang menggambar indonesier. Juga digunakan kata tukang
teken, tukan ukit patung, tukang nyanyi keroncong. Jadi, pada jaman itu untuk
kata seni adalah tukang.
Memang pada dasarnya seni berarti keterampilan
(aktivitas manusia), karya, seni indah, seni rupa. Inilah sebabnya orang dapat
berbicara tentang seni pengobatan, seni memasak, seni perang, seni berdagang,
seni manajemen. Bahkan hidup ini juga merupakan seni. Kesenian
pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat. Kesenian adalah
ekspresi seseorang untuk berhubungan dengan orang lain.
Seni
keterampilan, keahlian, dan perbuatan untuk menghasilkan tidak begitu saja.
Untuk menguasai keterampilan seseorang harus memiliki pengetahuan terlebih
dahulu. Salah satu contohnya: seorang koki tidak lahir langsung menjadi seorang
ahli masak, akan tetapi dia belajar terlebih dahulu intuk mengetahuinya.
Seperti seorang pejuang, dia lahir tidak langsung menjadi pejuang, ia harus
belajar terlebih dahulu.
Akan tetapi seni yang di persingkat
maknanya yaitu seni itu yang dapat di jangkau dengan indra, karna seni itu
merupakan artefak yang dapat dilihat, didengar,. Seperti, lukisan, musik,
teater. Seni itu merupakan nilai dari seni kita dapat menilai yang mana yang
baik, indah, adil, sedehana. Akan tetapi nilai itu bersifat subjektif.
Seni merupakan
’kebebasan’, artinya tidak boleh ada suatu pendiktean terhadap penikmatnya.
Sebagai contoh, dalam sebuah pertunjukkan atau pementasan, sutradara berusaha mewujudkan
apa yang dia rasakan dan pikirkan. Perkara artinya seperti apa, itu terserah
kepada penonton saja. Sutradara seperti ini bisa dikatakan seniman sejati,
artinya dalam hal ini penonton boleh saja berpendapat terntang arti seni
mengenai hasil karya seniman tadi, asal semua itu bertolak dari fakta karya
seni itu sendiri. Sebuah karya seni yang baik memang bukan ilmu pengetahuan
yang harus jelas batas dan isi pengertiannya. Sebuah karya seni disebut seni
apabila ia berhasil memberikan rangsangan dan daya hidup atau daya cipta
bagi penerimannya. Seni adalah suatu dinamika dalam suatu keutuhan pengalaman.
Sesuatu yang indahlah yang menggerakkan jiwa manusia. Dan gerak jiwa itu
berenang dalam kebiasaanya sendiri dalam suasana permainan yang tanpa beban. Tugas
seniman adalah menciptakan karya seni. Karya seni itu lahir dari pengalamn
artistiknya. Dan tugas penerima seni adalah menghayati karya itu lewat
penginderaanya yang langsung menggerakan syaraf perasaan dan pemikirannya.
Apabila pada sebuah benda seni, yang
benar-benar disebut benda seni kalau sudah berapa ditangan penanggap seni. Seni
itu masalah komonukasi dan relasi nilai-nilai, sebuah seni bernilai jika
munculnya berbagai nilai dari benda tersebut. Nilai yang dimaksut bersifat
subjektif dan selalu bersifat historis, nilai itu bersifat historis, karena
nilai itu amat tergantung dari tempat dan zamannya. Contohnya : pada tahun
1920-an wanita besepeda itu tidak sopan, sedangkan sekarang wanita yang
bersepeda tu sudah biasa.
Meskipun seni itu bersifat
kontekstual secara bentuk dan isi, namun ada pula yang bersifat universal
memiliki batas waktu dan tempat.meskipun demikian seni yang bersifat
kontekstual dan universal dalam seni adalah persoalan siapa yang menanggapi
masalah-masalah konteks tersebut. Seni
yang lebih dikenal dengan kesenian, Secara
historis kesenian lahir dari sebuah refleksi kebersamaan dalam menyeimbangkan
tata kehidupan bermasyarakat. Kesenian itu sendiri terbentuk secara anonim.
Sungguh pun bentuk kesenian tersebut pada awalnya lahir dari gagasan seseorang,
namun begitu bentuk kesenian itu tercipta, masyarakat segera meng-klaim-nya
sebagai kesenian mereka. Sehingga sampai saat ini kesenian tradisional hampir
tidak pernah dikenal siapa penciptanya.
Setiap
orang itu memiliki nilai seni yang tinggi, akan tetapi banyak yang tidak
menyadarinya dengan secara langsung, adapula yang mengembangkannya dengan
berekspresi sesuai bakatnya, karena Seni
adalah sebuah empati, keterleburan pribadi ke dalam sesuatu yang kita
sebut seni. Seni suatu kualitas yang hanya dapat dialami, di hayati, senia
suatu proses yang membawa ke sebuah kompleks pengalaman, seni itu imajinasi, di
luar realita empiris manusia di sini dan masa sekarang, imajinasi adalah alat
moralitas manusia secara ilmiah, kindahan intu dengan sendirinya benar dan
baik, logis dan etis.
Beberapa catatan hasil penelitian menyebutkan,
dalan kebudayaan masa lampau, masyarakat menciptakan kesenian untuk kepentingan
hidup yang kemudian dibentuk tontonan sebagai tuntunan hidup beragama,
berbangsa dan bernegara. Pada masa itu kesenian diperlakukan sebagai sarana
komunikasi antar individu atau kelompok dalam berbagai aktivitas yang erat
kaitannya dengan tradisi (adat istiadat dan kebiasaan) yang berlaku dalam
komunitasnya.
Kualitas
keindahan adalah ciri seni yang utama , kualita dapat di alami, kualita tidak
berasal dari dunia pengalaman kita sehari – hari. Kualita seni boleh di katakan
bersifat transendental, keindahan dalam seni bukan berasal dari dunia, dari
hidup sehari –hari, kualitas emosi, bentuk, struktur, ekstrintik dalam seni
harus berada di luar keseharian kita, dengan demikian seni adalah pembebasan.
Seni
dalam pandangan kaum pencinta keindahan tidak bekerja secara langsung
mengekspresikan ide atau sikap, tetapi mewujudkan sebuah pengalaman hidup dalam
suatu wujud, seni sepenuhnya merupakan kepuasan keindahan tanpa pamrih. Seni
juga selalu dihubungkan dengan nilai pribadi, nkarna seni lahir dengan ungkapan
perasaan pribadi pada penciptaan.
Karya seni juga sebagai wahana komunikasi untuk dapat dihayati, dicermati dan
barangkali sampai ketingkat dipahami menuntut visualisasi dan realitas. Teknik
merupakan kendaraan di mana ide hendak diantarkan. Sebagai suatu kendaraan
seniman dituntut menguasai teknik untuk dapat mengendarainya ke tempat tujuan
yang diinginkan. Seni juga selalu dihubungkan dengan nilai pribadi,
karna seni lahir dengan ungkapan perasaan pribadi pada penciptaan.
kesenian tradisonal sebagai media komunikasi
dalam mengemban massage
(pesan), dalam perkembangannya menjadi tidak terbatas hanya untuk kepentingan
politik semata, tetapi dimanfaatkan pula oleh lembaga pemerintah dan swasta
sejalan dengan kepentingannya masing-masing. Dan memanfaatkan kesenian tidaklah
bertentangan dengan fungsi kesenian itu sendiri memanusiakan manusia,
memanusiakan masyarakat.
Seni pertunjukksn rakyat (seni tradisi) sebagai
aset budaya daerah yang memiliki domainnya (wilayah) sendiri, masyarakatnya
sendiri, etika dan estetika sendiri yang terjalin dalam serat-serat budaya,
senafas dengan folkways
(adat istiadat dan kebiasaan) masyarakatnya. Sehingga berbagai macam informasi
yang disampaikan dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat penyangganya.
Setiap
manusia berhak memiliki jiwa seni, baik diciptakan secara individual maupun
kelompok. Penghargaan seni bisa berasal dari orang lain baikpun dari diri
sendiri.
Adapula
yang beranggapan ‘seni untuk seni’ yaitu adalah keabadian yang melampaui
konteks zamannya. Yanag menolaik nilai dari konteks yang sedang berlaku, sebab
nilai-nilai itu bersifat sezaman saja. Padahal nilai-nilai konteks selalu
berubah, sementara nilai seni tidak berubah. Maka, mengukur nilai seni dari
nilai konteks akan dapat menimbulkan kotoran.
Khususnya
pada kata karya seni yang diabadikan secara tertutup yang merupakan cara
seseorang berseni untuk dirinya sendiri. Adapun makna dari kalimat karya seni
yang diabadikan secara tertutup, seseorang yang berkarya dengan kepuasan
sendiri dan dinikmati untuk dirinya sendiri. Hanya mementingkan kepuasannya
tidak untuk dipublikasikan. Pada dasarnya seni betujuan menciptakan suatu
realitas baru dari kenyataan pengalaman nyata, seni yang berbentuk realitas
yang dihadapi dengan secara nyata.
Seni
lahir karena adanya seorang seniman yang menghadirkan karya, yang menghadirkan
karya disebut sebagai representasi. Khususnya dalam representasi seni, istilah
ini dapat mengandung arti sebuah gambaran yang melambangkan atau mengacu kepada
kenyataan eksternal. Representasi eni adalah upaya untuk mengungkapkan kebenaran
atau kenyataan semesta sebagaimana ditemukan oleh senimannya.
Adapun
setiap orang memiliki potensi dengan pengembangan. Adapun kebudayaan jelas ikut
menentukan apakah seseorang memiliki pandangan mengenai apa yang disebut seni.
Akan tetapi seni sebenarnya kontekstual, karena nilai-nilai memang bersifat
kontekstrual. Kesenian yang merupakan seni untuk seni inilah yang memiliki
tujuan untuk kepuasan tersendiri tanpa melibatkan orang lain.
Seni sebagai wahana komunikasi antara seniman dengan masyarakatnya, secara
mutlak harus menghadirkan karya sebagai media komunikasinya. Oleh karena itu
komunikasi dengan karya menjadi penting artinya. Karya seni sebagai hasil belum
sempurna jikalau karya tersebut tidak dikomunikasikan kepada penonton (audience),
sehingga karya seni sebagai hasil dialog bagi seniman menjadi sarana
komunikasi. Oleh karena itu, ide, pikiran, fantasi, angan-angan dan lain-lain
penting. Hal ini hanya mungkin dilakukan dengan menciptakannya, dan tentu untuk
menciptakannya memerlukan apa yang disebut teknik. Teknik menjadi bagian
sentral bagi seniman, karena betapapun tingkat kemampuan seorang seniman tidak
dapat lepas dari persoalan ini. Ide, pikiran, cita-cita dan lain-lain menjadi
pendorong tentang apa yang hendak diekspresikan dan teknik menjadi sarana
bagaimana untuk mengungkapkannya.
Perkembangan selanjutnya seni
dapat pula berfungsi sebagai sarana
pendidikan, media terapi, atau sebagai sarana komunikasi. Masing—masing fungsi
tersebut dapat berkembang secara terpisah tanpa mengurangi makna dan tujuan
penciptanya. Secara umum fungsi kesenian di dunia ini ada tiga yaitu :
1.
Pemujaan / ritual
Fungsi seni untuk pemujaan
berlangsung pada masa ketika peradaban manusia masih sangat terbelakang.
Kehidupan kesenian wakytu itu belum mengenal adanya instrumen musik, busana,
dan gerak, tata panggung dan lain-lainnya, seperti kesenian pada masa kini.
Kecenderungan seni ritual pada masa lalu lebih menekankan pada misi dari pada
fisik atau bentuk. Tidak mengherankan kalau bentuk seni ritual untuk pemujaan
masih sangat sederhana, baik dari aspek musik iringan, busana (kostum) serta
rias, gerak, maupun penggunaan dekorasi sebagai setting pertunjukan. Pada saat
ini kita masih dapat menjumpai jejak-jejak seni yang berperan sebagai media
ritual atau pemujaan, misalnya tari barong untuk upacara di bali.
Fungsi seni sebagai tuntunan lebih
menyentuh pada misi yang secara verbal diungkapkan. Pelaku seni dalam hal ini
lebih dituntut untuk menyampaikan pesan moral yang akan dicapai. Seorang dalang
sebagai contohnya, harus mampu memerankan semua tokoh yang ada di dalam kotak
wayangnya. Dalang juga harus mampu membawakan diri dan memilah mana tokoh
simbol angkara murka dan mana tokoh kebaikan. Dimensi inilah yang mewarnai
tuntunan di balik sebuah tontonan.
3.
Tontonan/hiburan
Fungsi seni sebagai tontonan atau
hiburan tidak banyak membutuhkan persyaratan. Seni untuk hiburan tidak terikat
pada misi tertentu. Seni yang mampu memberikan kesenangan pada seorang atau
kelompok orang yang berada di sekitar pertunjukan.
Betapapun sensitifnya seorang seniman terhadap lingkungan di
sekitarnya, ia tidak dapat mengkomunikasikan apa yang ia rasakan kecuali kalau
ia melatih dirinya sendiri untuk mengontrol tangannya dan jenis peralatan yang
digunakannya. Ia membuat sesuatu seperti halnya seorang kriyawan, ia
menyesuaikan bahan dan metode terhadap makna yang ingin diekspresikan. Seni
adalah suatu bentuk ekspresi. Sebagai suatu bentuk, seni hadir sebagai responsi
realitas melalui serangkaian kegiatan, baik yang bersifat jasmaniah maupun
rohaniah seniman. Masing-masing tataran kegiatan itu saling berhubungan, tidak
terpisahkan satu dengan yang lainnya. Untuk sampai pada bentuknya, kegiatan
seni berawal dari pengamatan untuk menangkap substansi yang menggugahnya,
menginkubasi serta merealisasikannya ke dalam suatu karya.
Setiap karya seni adalah ciptaan seorang individu
yang disebut seniman. Seni yang diciptakan yang bertujuan untuk masyarakat,
merupakan kesenian sesuai dengan selera masyarakat. seni juga merupakan
cerminan masyarakat karena masyarakat, yang dimaksud cerminan masyarakat
disini adalah cerminan keinginan,
cerminan jiwa, cerminan minat masyarakat. menjadikan seniman yang mendidik yang
merupakan calon seniman yang terkenal, jika tanpa masyarakat takmungkin dapat
mengembangkan dirinya menjadi seorang seniman tanpa masyarakat maka tidak akan
menjadi seniman terkenal.
Pada masyarakat agraris, kesenian merupakan
bagian dari hidup mereka. Hal ini lebih dikarenakan bagi mereka kesenian bukan
hanya sekedar tontonan, tetapi juga merupakan bagian penting untuk penguat
suatu upacara religius. Upacara-upacara semacam itu hingga saat ini masih tetap
terus hidup dalam memperingati silkus kehidupan seseorang yang masih hidup
maupun yang telah meninggal, memperinggati peristiwa-peristiwa penting hidup
seseorang, syukuran, usaha tolak bala, dll.
Tugas seniman bukanlah gambaran kehidupan yang
seharusnya berdasarkan temuan-temuan esensinya. Dengan demikian dalam mencari
cerminan masyarakat dalam karya seni, harus disadari tugas seniman dan fungsi
seni itu dalam masyarakat berperan penting bagi masyarakat. karya seni lebih
melukiskan cerminan jiwa masyarakat itu sendiri, sekalipun itu merupakan cermin
jiwa atau keinginan masyarakat yang berujud dalam masyarakat, itulah nilai yang
disetujui bersama nilai yang diharapkannya. Karna setiap masyarakat mameliki
nilai-nilai konteknya sendiri yang mendudukan seni dalam fungsi tersebut.
Meskipun demikian, perlu kita ketahui bahwa setiap
karya seni yang otentik, meskipun berasal dari masyarakaat manapun dan dengan
demikian melukiskan jiwa atau roh masyarakat manapun dan dengan demikian
melukiskan jiwa atau roh tetap yang mengandung nilai-nilai yang benar-benar
yang dapat diterima oleh masyaraka manapun dengan fungsi seni dalam fungsi
tersebut.
Seni merupakan produk masyarakat adalah benar
sepanjang dipahami bahwa karya seni jenis tertentu dipahami bahwa karya seni
jenis tertentu itu diterima oleh masyarakatnya karena memenuhi fungsi seni
dalam masyarakatnya karena memenuhi fungsi seni dalam masyarakat tersebut.
Itulah gambaran keinginan bersama masyarakat tersebut. Itulah gambaran
keinginan masyarakat.
Kedudukan seni bagi masyarakat terbagi menjadi
seni dalam agama, seni dalam filsafat, dan dalam diri manusia. Seni yang
dipandang dari agama. Pad dasarnya hanya
ada dua alam dalam hidup setiap manusia, yakni alam nyata yang terindra dan
alam sana, alam lain diluar alam semesta lain, diluar alam ini. Alam manusia
nyata adalah alam material dan alam biologis, sedangkan alam lain itu adalah
alam spiritual, alam roh, alam atas. Seni dapat dapat dimasukkan kedalam
lembaga kebenaran dan filsafat antara dunia antara yang memungkinkan manusia
kerohanian. Kegiatan material atau keilmuan.
Kekayaan aliran seni dalam seni sering sulit
dikategorikan berorietasi kemana. Pada setiap karya seni sering sulit
dikategorikan berorientasi pada setiap karya seni, dalam setiap karya seni
selalu ada aspek materialisme dan aspek spritualusme atau imajinatif. Inilah
tugas para kritikus dan penyusun sejarah seni untuk membuat kategori orientasi
dalam setiap karya
Seni selalu mempunyai fungsi dalam kehidupan
manusia, bukan semata-mata fungsi kenikmatan,keindahan bentuknya, melainkan
juga keindahan isinya. Keindahan murni
bentuk hanya terdapat dalam alam. Pemandangan laut dan pegunungan, dalam
alam nalamyata , menampilkan kemurnian bentuk alam itun sendiri. Dalam karya
seni lukis pemandangan alam, selalu terselip pesan yang hendak disampaikan
sipelukis dalam lukisannya. Bahkan dalam seni musik yang sama sekali tidak
mengambil objek nyata kehidupan pun masih dapat dikenali isi pesannya, entah
itu emosi kesedihan, kemuliaan, atau kemarahan.
Mengekspresikan sesuatu yang bersifat rohaniah
dari dalam dirinya, dalam bentuktindakan yang dapat di tangkap secara indrawi oleh
orang lain. Seniman membentuk tekanan dalam dirinya dalam bentuk seni.
Penanggap seni menerima efek estetik itu dan sekaligus efek isinya yang berupa
pemurnian diri si seniman. Masyarakat lebih mengenal pekerja seni dengan
sebutan seniman, seniman adalah mahluk sosial yang selalu terlibat dengan
manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya sering bersinggung dengan
orang-orang lain.
Seni membentuk manusia dan masyarakat dengan cara
yang berbeda dengn cara ilmu teknologi membentuk masyarakat. sei membentuk dan
mengubah manusia serta masyarakat. seni membentuk dan mengubah manusia serta
masyarakat dalam renungan spiritual, bukan dalam gegap gempita gerakan. Tugas
seni adalah menyempurnakan manusia, karena kesempurnaan manusia terus
berperoses, terus berkembang dan terus meningkat. Ujud manusia manusia masih
ada dibumi ini. Manusia dan masyarakat memang tidak pernah sempurna, tetapi
kewajiban manusia untuk terus bergerak menuju ke kesempurnaan yang ia sadari
tak akan pernah tercapai itu.
Ada beberapa jenis seni yaitu seni populer, seni
massa, dan seni rakyat yang apresiasinya cukup mengelegar di Indonesia, karena
wawasan seniman cepat sampai pada masyarakatnya dan cepat empengaruhi perubahan
perilaku mereka. Seni mempengaruhi manusia secara spiritual, dan
perubahanspiritual akan mempengaruhi perubahan tindakan.
Seni juga berperan untuk masyarakat sebagai
komunikasi, hampir setiap orang memafaatkan komunikasi sebaga hiburan, Pada masyarakat agraris, kesenian merupakan
bagian dari hidup mereka. Hal ini lebih dikarenakan bagi mereka kesenian bukan
hanya sekedar tontonan, tetapi juga merupakan bagian penting untuk penguat
suatu upacara religius. Upacara-upacara semacam itu hingga saat ini masih tetap
terus hidup dalam memperingati silkus kehidupan seseorang yang masih hidup
maupun yang telah meninggal, memperinggati peristiwa-peristiwa penting hidup
seseorang, syukuran, usaha tolak bala, dll.
Seni pertunjukksn rakyat (seni tradisi) sebagai
aset budaya daerah yang memiliki domainnya (wilayah) sendiri, masyarakatnya
sendiri, etika dan estetika sendiri yang terjalin dalam serat-serat budaya,
senafas dengan folkways
(adat istiadat dan kebiasaan) masyarakatnya. Sehingga berbagai macam informasi
yang disampaikan dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat penyangganya.
Melihat peran seni yang begitu besar memberikan kontribusi dalam pembangunan
sosial kemasyarakatan, dapatlah dipahami apabila para wali (Wali Sanga) dalam
usahanya menyebarkan agama islam di tanah jawa tidak terbatas hanya lewat
bidang pendidikan dan pengajaran saja, tetapi meluas pada bidang seni budaya.
Adapula yang beranggapan seni adalah sebuah empati, keterleburan
pribadi ke dalam suatu yang kita sebut seni, seni itu dapat dipahami dan dapat
dipahami. Dari imajinasi, dan dilam empiris manusia disini dan dimasa sekarang.
Imajinasi adalah alat romantis manusia secara ilmiah.
Seniman adalah orang yang tajam daya tangkapnya, yang
dapat menangkap sinar ILAHI. Di dalam islam disebutkan bahwa TUHAN itu indah
dan mencintai keindahan.
Kualitas keindahan adlah
ciri seni utama. Kualitas ini tidak berasal dari dunia pengalaman kita
sehari-hari, kualitas seni boleh dikatakan transidental (bersifat kerohanian,
abstrak, gaib). Keindahan dalam seni
bukan berasal dari dunia ini, dari hidup sehari-hari ini. Seni yang memasukkan
manusia ke dalam pengalaman kualitas khusus. Kebenaran seni tak dapat diukur
dari ukuran konteks zaman,tempat, dan waktu tertentu. Dalam hubungannya dengan
realitas, seni bersifat fiktif.
Seni dalam pandangan kaum pencinta
keindahan tidak bekerja secara langsung dan sikap, tetapi wujudkan sebuah
pengalaman hidup dalam suatu wujud. Nilai-nilai esensial adalah tujuan
pencapaian kaum estetik ini. Nilai-nilai ini menggapai ukuran universal yang
relatif dapat dikatakan absolut. Kaum penganut seni untuk masyarakat menekankan
nilai eksistensial, nilai yang menjadi disini dimasa sekarang. Itulah sebabnya
karya demikian itu dapat dinilai dengan ukuran kontekstual, baik agama,
politik, moral, dan sosial.
Satu hal yang perlu diperhatikan kiprah seni pertunjukan
rakyat (seni tradisi) dalam mengemban misinya sebagai media komunikasi adalah
pertunjukan langsung yang lebih dikenal sebagai media komunikasi khalayak ramai,
merupakan pertunjukan yang umum dipahami masyarakat sebagai tontonan. Disinilah
terjadilah komunikasi dua arah, antara komunikator dan komunikan berhubungan
langsung saling merespon.
Manusia sebagai makhluk sosial dalam masyarakat tidak terlepas dari
suatu sistem nilai. Sebut saja salah satu sistem nilai yang beredar adalah
sistem nilai dasar materi yang mendominasi nilai-nilai dalam suatu kebudayan
dalam masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, materi sangat penting dalam
kehidupan. Karena materi menjadi tolak ukur utama yang harus dicapai untuk
mempertahankan hidup. Sehingga nilai seni masyarakat dalam konteks materi pun
akan mengacu kepada nilai dasar ini. Contoh lain, dalam masyarakat terpelajar
yang nilai dasarnya adalah pengetahuan dan nilai hidup yang mengarah kepada
kesempurnaan hidup, nilai seni juga berlandaskan asas itu. Sekarang saja sudah
terjadi banyak pengklasifikasian mengenai nilai-nilai dasar seni tersebut yang
dikaitkan dengan strata sosial. Dari mulai strata terendah sampai tertinggi
mempunyai standarisasi tertentu yang dogmatis terhadap komunitasnya.
Setiap karya seni, sedikit banyak mencerminkan setting masyarakat
tempat seni itu diciptakan. Secara tidak langsung, seorang seniman yang hidup
dalam suatu masyarakat tertentu akan dididik oleh keadaan atau iklim seni di
daerah tersebut.
Seni yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat yaitu seni taradisi Seni tradisi, pada umumnya memiliki sifat
sederhana, luas dan terbuka. Begitu sederhananya, seni tradisi
dimanapun di Indonesia dapat dipentaskan disembarang tempat, bahkan bila perlu
bisa tampil tanpa panggung. Kemudian dengan keluwesannya, ia dapat menyesuaikan
diri dengan kondisi budaya setempat dimanapun ia pentaskan. Lantas para
pemainnya dapat mengajak penontonnya sebagai mitra dialog.
Seni
juga berupa media komunikasi keberadaan
media komunikasi tradisonal ditengah-tengah semakin mengglobalnya jaringan
komunikasi dewasa ini, tidak dapat diabaikan begitu saja. Sebab diakui atau
tidak, bagaimanapun kecanggihannya perangkat komunikasi saat ini ternyata tidak
lantas membuat seluruh lapisan masyarakat dapat mengakses berb agai informasi
yang disajikannya. Perlu di ingat bahwa sebagian besar penduduk Indonesia
berada dan hidup dalam budaya agraris di pedesaan.
Seniman memahami dan menguasai nilai seni dan nilai-nilai lain dalam
masyarakat. Pendidikan seni yang didapat langsung dari masyarakat itulah yang
mempengaruhi proses penciptaan karya seninya. Sebelum menjadi seorang seniman,
seniman adalah bagian dari masyarakat. Melaui proses alamiah tadi seorang
masyarakat belajar dan mengembangkan kemampuan berkeseniannya sehingga
kemampuannya diketahui, dihargai, dan pada akhirnya mendapat pengakuan dari
masyarakat itu sendiri. Dalam konteks lain, seni dapat membentuk manusia dan
masyarakat dengan cara yang berbeda, yakni dengan cara ilmu dan teknologi. Ilmu
yang membuat manusia berfikir lebih baik dan belajar untuk menemukan sesuatu
dan mewujudkannya menjadi sebuah karya atau benda seni yang bernilai.
Setiap seniman dapat bekerja diantara kedua
pandangan tersebut. Seni itu bertujuan seni dan dengan demikian memiliki nilai
kegunaan bagi masyarakatnya, akan tetapi bagaimanapun seni itu orientasinya
untuk orang lain, bukan hanya untuk diri sendiri seniman itu muncul, karena
seni bukanlah terapi pribadi. Seniman itu makhluk sosial dan memiliki status
dan tempat dalam masyarakat karena arti diri yang diberikan kepada masyarakat
karena arti diri yang diberikan kepada masyarakatnya. Persoalan yang timbul
apabila ada karya seni yang mengandung nilai-nilai yang bertentangan dengan
nilai-nilai yang sedang berlaku dalam suatu tempat dan waktu tertentu. Modal seniman yang utama adalah keotentikannya, baik seniman besar
ataupun kecil.
sebuah karya seni yang kurang bermutu menjadi bermutu ketika nkita
mengetahui senimannya memiliki integritas moral yang hebat. Hal ini setidaknya
mewakili kasus yang belum lama ini ramai dibicarakan publik, terkait kasus
video asusila “mirip” para artis. Timbul berbagai kecaman, dukungan, bahkan ada
juga yang menganggapnya biasa saja.
Bagian dari cabang seni tak begitu rumit. Seniman
yang tinggal mempelajari teknik menulis, teknik seni yang menguasai teknik
tersebut amat mendukung kemungkinan seorang seniman memungkinkan gagasan
seninya secara tepat seperti yang dirasakannya. Karena seni menentukan
kandungan isi gagasannya. Isi gagasan seni dikenal melalui bentuk seninya.
Dengan demikian, penguasaan teknik amat penting dalam penciptaan karya seni.
Makin mengenal karya seni makin menguasai teknik seni, makin bebas pula seniman.
memungkinkan segala aspek gagasan senimannya. Gagasan yang hebat tampa disertai
penguasaan teknik seni yang hebat pula mnganggu kelahiran karya seni.
Sebuah seni memang diciptakan oleh seniman, tetapi
tugasnya selesai setelah karyanya terwujud. Karya seni itu bisu dan menganggap
senilah yang membuatnya berbicara, menawarkan nilai-nilai yang diminta dari si
penanggap. Seniman sudah tidak berhak lagi menjelaskan nilai-nilainya. Karya
seni lahir oleh seniman. seniman itu adalah saksi kebenaran. Sebab, seniman
jujur pada dirinya kalau tidak berarti dia telah mendustai tentang kebenaran.
Karena inilah banyak yang meleceh senimanan yang dimilikinya. Akan tetapi
seniman akan lebih berharga dengan karya-karyanya dengan kapasitas yang lebih
optimal. Setiap seniman harus setia pada
dirinya, dalam hakekatnya seni itu merupakan penelanjangan diri. Walaupun
seniman itu amburaud namun ia tetap jujur dengan kebenaran, keindahan, dan
kebaikan.
Seorang pekerja seni selalu menjadikan seni
sebagai kerajinan, contohnya saja seorang pengrajin tikar anyam, ia menjadikan
seni kretifitasnya menjadi sumber pencahariannya. Pengaruh penggolongan semacam
ini masih terasa terkenal di Indonesia. Akan tetapi para pekerja bukan seniman,
yang menciptakan sebuah karya itulah yang sering dibuat seniman.
Pergolongan seni berdasarkan material ini juga
membedakan antara material seni, yang mengikat seniman yang lebih membebaskan
seniman. seperti makin memateri material seninya, makin abstrak materialnya,
makin bebas mewujudkan benda seninya. Seni yang paling murni adalah seni musik.
Itulah seninya seni.
Mengenal
seluk-beluk teknik seni dan menguasai teknik tersebut amat mendukung
kemungkinan seorang seniman menuangkan gagasan seninya secara tepat seperti
yang dirasakan. Hal ini karena bentuk seni yang dihasilkan amat kandungan isi
gagasan seninya. Gagasan hebat tampa penguasaan teknik seni yang hebat pula
dapat mengganggu karya seni pula.
Teknik
seni yang penting melainkan seni yang dituangkan kedalam karya seni tersebut,
teknik seni baru dikemukakanbaru dipakai oleh seniman lainnya. Teknik
penceritaan yang dikenal sebagai fiksi yang dikenal sebagai arus kesadaran.
Seniman cendrung menggunakan teknik seni yang sudah berlaku untuk menuangkan
gagasan nilai-nilai seninya.
Pisikologi
mengatakan bahwa perbuatan manusia yang lahir atau terwujud itu sebenarnya hanya puncak gunung es dari alam bawah
sadarnya. Jadi tak mungkin menangkap isi manusia berdasarkan apa yang dilakuakn
dan diucapkannya. Untuk menggambarkan jiwa manusia yang sebenarnya perlu
diketahui pula isi bawahnya sederhana.
Manusia mengenal seni berbagai alat ekspresi. Alat
ekspresi yang mengandung unsur artistik itu adalah seni sedangkan yang tidak
mengandung dan mengutamakan unsur artistik adalah non seni. Berbagai alat
ekspresi itu pada dasarnya adalah isyarat. Isyarat itu dapat menggunakan badan
atau diri manusia itu sendiri dan isyarat yang menggunakan peralatan.
Cabang kesenian ini pada dasarnya memprioritaskan
kepada keterampilan tangan dalam bentuk benda hasil kerajianan. Seperti
kerajinan tangan yang mencangkup unsur bordir, renda, seni lipat, seni
dekoratif, serta seni yang menekankan keterampilan tangan. Seni dan pengetahuan
lain dapat dipahami dan diketahui oleh pembaca dalam upaya pengembangan
kepribadian dan keanekaragaman. Dalam suatu kehidupan akan terasa hambar dan
gersang apabila kita tidak memiliki kesenian. Kesenian dapat menyempitkan aspek
budaya dan memperluas cakrawala serta keanekaragaman pengetahuan seseorang.
Secara aktual kesenian yang ada berujud musik, rupa, teater, dan tari, secara
multilingual, multikultural, dan multimensional.
Ada beberapa aspek penting yang melebur dalam lingkup seni sebagai
suatu wilayah yang bebas. Memahami kreativitas dalam berkarya seni pengenalan
akan tradisi yang semakin hilang dan ini menjadi tugas kita para generasi muda
untuk mulai memelihara kesadaran berkesenian sebagai bangsa yang berbudaya. Hal
ini pula yang harus dijadikan refleksi sebenarnya tujuan kita sebagai bangsa
yang memiliki adat ketimuran untuk mulai mengkaji ulang tujuan seni berdasarkan
paham atau kepercayaan yang kita anut. Dalam pandang kaum “sosial” dan “pecinta
estetik”, seni mempunyai nilai-nilai yang sangat esensial.
Adanya seleksi dan
penajaman perasaan tehadap suatu stimulus akan melahirkan intensitas perasaan
yang diekspresikan. Perasaan tertentu dalam seni dapat begitu tajam dan
menggores karena senimannya berhasil mengekspresikan pengalaman persaannya
dengan pilihan yang tepat dan sasaran yang tegas. Perasaan humor pahit dalam karya seni dapat muncul
begitu mengesankan karena senimannya berupaya mewujudkan pengalaman perasaanya
tadi secara efektif dan efisien.
Selanjutnya adalah teknik seni, yang merupakan ciri suatu profesi.
Teknik ini yang digunakan dalam seni sebagai identitas, diklasifikasikan
menjadi beberapa cabang dan berkembang spesialisasi teknik. Mengenal
seluk-beluk teknik seni dan menguasai teknik tersebut amat mendukung
kemungkinan seorang seniman menuangkan gagasan seninya secara tepat seperti
yang dirasakan. Ini karena bentuk seni yang dihasilkan amat menentukan
kandungan isi gagasannya.
Seni bukanlah benda, melainkan nilai yang dilihat oleh penikmat seni
yang terkandung dalam benda tersebut. Nilai itu sifatnya abstrak, hanya ada
dalam jiwa perorangan. Nilai itulah yang akhirnya berkembang menjadi sebuah
kebenaran yang normatif sesuai dengan masyarakatnya. Benda seni dapat dilihat
secara visual dan audio namun tak dapat dicium, inilah kegunaannya dalam
mengawetkan perwujudan bentuk nilai. Setiap bahan seni memiliki aspek
mediumnya sendiri. Dalam seni sastra, bahannya memang bahasa yang berpokok pada
kata. Jadi, bahan seni hanya sekedar alat atau instrumen seniman untuk
mewujudkan gagasan seninya agar dapat didindera oleh orang lain.
Terdapat kesalah yang ada pada pemaknaan kesenian,
baik bukan ilmu pengetahuan yang harus jelas batas dan isi pengertiannya.
Sebuah karya seni disebut seni apabila ia berhasil memberikan rangsangan daya
hidup dan daya cipta bagi penerimaannya.ada yang membedakan sebuah karya. Suatu
yang dapat menggerakkan perasaan dan pemikiran dari suatu karya seni yang
disebut itu seni. Seni merupakan dinamika dalam suatu kebutuhan pengalaman.
Suatu yang indahlah yang menggerakan manusia, dan gerak itu berlabuh dalam
kebebasannya sendiri dalam suasana permainan yang tanpa beban.
Sebuah karya seni yang berhasil merupakan bentuk
atau wujud yang terbuka atau berbentuk dinamis karena didalamnya terkandung
potensi gerak. Benda seni itu tidak mati, akan tetapi tetap hidup. Maka sebuah
karya seni yang berhasil sering disebut sebagai sebuah organisme. Tugas seniman
adalah menciptakan karya yang demikian itu, meskipun dengan sendirinya semula
mengandung maksud tertentu pula. Seniman yang bertugas sebagai menghasilkan
bentuk yang hidup secara estetik.
Teknik menjadi
mutlak bagi seniman, karena tanpa teknik, ide, pikiran, fantasi dan lain-lain
yang dipikirkan, direnungkan, dikhayalkan oleh seniman akan tetap tinggal ide,
tidak membekas bagi orang lain. Karya sebagai wahana komunikasi untuk dapat
dihayati, dicermati dan barangkali sampai ketingkat dipahami menuntut
visualisasi dan realitas. Teknik merupakan kendaraan di mana ide hendak
diantarkan. Sebagai suatu kendaraan seniman dituntut menguasai teknik untuk
dapat mengendarainya ke tempat tujuan yang diinginkan.
Akhirnya,
ekspresi dan teknik penciptaan dalam seni adalah dua hal yang saling terkait.
Ekspresi tanpa teknik akan berjalan gontai, sedangkan teknik tanpa ekspresi
akan berjalan tanpa akhir atau dengan kata lain produktivitas yang hanya
mengandalkan teknik akan menghasilkan karya yang kurang bermakna, kurang
berbobot sedangkan kekayaan ide yang menjadi modal dasar ekspresi tanpa teknik
dalam artian tidak merealisasikannya adalah suatu kualitas yang semu karena
tidak diwujudkan.
Betapapun
sensitifnya seorang seniman terhadap lingkungan di sekitarnya, ia tidak dapat
mengkomunikasikan apa yang ia rasakan kecuali kalau ia melatih dirinya sendiri
untuk mengontrol tangannya dan jenis peralatan yang digunakannya. Ia membuat
sesuatu seperti halnya seorang kriyawan, ia menyesuaikan bahan dan metode
terhadap makna yang ingin diekspresikan. Seni adalah suatu bentuk ekspresi. Sebagai
suatu bentuk, seni hadir sebagai responsi realitas melalui serangkaian
kegiatan, baik yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah seniman. Masing-masing
tataran kegiatan itu saling berhubungan, tidak terpisahkan satu dengan yang
lainnya. Untuk sampai pada bentuknya, kegiatan seni berawal dari pengamatan
untuk menangkap substansi yang menggugahnya, menginkubasi serta
merealisasikannya ke dalam suatu karya.
Selera seni sebenarnya bukanlah masalah berbedanya
cara pandangan seni aliran seni. Akan tetapi masalah seninya terletak pada
pemahaman aliran seninya, justru pada selera seni yang sebenarnya, selera seni
yang lebih menjurus pada tempramen seseorang baik seniman baikpun penikmat
seni. Seorang yang memiliki pengalaman hidup maupun bawaan seorang memiliki memiliki
cara tertentu untuk menghadapi hidup ini.
Orang yang memilikiselera seni yang baik dan
tinggi dapat menghargai nilai-nilai seni yang tak berkenan dengan seleranya
sendiri, pengetahuan tinggi dalam seni dapat menguraikan secara rasional
mengapa sebuah karya bersipat demikian yang lain berbeda, karena aliran seni
adalah pemahaman.
Seni sebagai satu-satunya alat untuk mengekspresikan
isi hati seniman, agar dapat diterima oleh masyarakat penikmat, sejak
kelahirannya yang pertama hingga sekarang mengalami perkembangan. Dari
mula-mula yang primitif hingga sekarang seni modern. Namun fungsi utama ini
tetap tidak pernah berubah, semakin terampik dan berbakat seorang seniman
menggunakan seni untuk mengekspresikan isi hatinya, semakin tinggi dan bermutu
seni yang ia hasilkan dan semakin besar pula nama seniman itu. banyak nama-nama
besar, baik dalam bidang seni rupa, musik, tari, karawitan, pedalangan maupun
sastra, yang merupakan seniman dengan ketrampilan dan bakatnya dalam
mengekspresikan jiwanya melalui seni. Jadi kebesaran para seniman itu selalu
terletak pada fungsi seni.
Manusia mengenal berbagai alat ekspresi. Alat ekspresi
yang mengandung unsur artistik itu adalah seni sedangkan yang tidak mengandung
dan mengutamakan unsur artistik adalah non seni. Berbagai alat ekspresi itu
pada dasarnya adalah isyarat. Isyarat itu dapat menggunakan badan atau diri
manusia itu sendiri dan isyarat yang menggunakan peralatan.
Adapun isyarat-isyarat yang menggunakan badan manusia
itu sendiri misalnya dengan mengeluarkan suara seperti bersiul, berteriak,
berkata. Dengan menggerakkan badan seperti melambai, menggeleng,
menginjak-injakkan kaki dan menari. Isyarat yang menggunakan alat misalnya
memukul-mukul sesuatu, meniup sesuatu dan sebagainya.
Apabila sarana-sarana ekspresi itu disertai unsur
artistik maka terjadilah seni, misalnya berkata yang disertai unsur artistik
akan menjadi sastra, baik secara tertulis maupun diucapkan. Berbunyi yang
disertai dengan unsur artistik akan melahirkan musik dan nyanyi. Gerakan yang
disertai unsur artistik akan melahirkan tari.
Unsur- unsur
wujud kesatuan tontonan yang utama dalam pementasan teater. Dengan adanya
penonto/audien disana akan terlihat wujud exspresi sutradara dengan berbagai
media teater diatas. Dari komunikasi ini penonton mendapatkan bahan dramatik
berupa nilai-nilai :
a. Nilai-nilai Intelektual, baik bersumber dari ide-ide baru baik lama, seperti nilai filsafat dan moral antara penonton dan pemain.
b. Nilai-nilai emisional yaitu suatu nilai yang mengerakan emosional penonton sehingga bisa menangis dan tertawa. Nilai ini tidak membutuhkan pemahaman tetapi perasaan, bahkan mungkin memerlukan exspresi yang mendetail dan halus. Imajinasi penonton ikut terlibat dengan pengalaman-pengalaman para pemain/pemeran. Keterlibatan inilah terletak satu daya tarik teater.
c. Nilai abstak.
Adalah nilai yang memberikan rasa senang melalui keindahan, kehalusan atau hal-hal estetik lainya..nilai abstrak ini sering dilahirkan dengan pengarapan gerak tubuh atau action yang sudah distilisasi dan dipadatkan hingga mampu menimbulkan rasa takut, sayang, gembira, sedang berfikir, tertawa, menangis, maupun mencekam. Dramatik action harus logis dan masuk akal.
a. Nilai-nilai Intelektual, baik bersumber dari ide-ide baru baik lama, seperti nilai filsafat dan moral antara penonton dan pemain.
b. Nilai-nilai emisional yaitu suatu nilai yang mengerakan emosional penonton sehingga bisa menangis dan tertawa. Nilai ini tidak membutuhkan pemahaman tetapi perasaan, bahkan mungkin memerlukan exspresi yang mendetail dan halus. Imajinasi penonton ikut terlibat dengan pengalaman-pengalaman para pemain/pemeran. Keterlibatan inilah terletak satu daya tarik teater.
c. Nilai abstak.
Adalah nilai yang memberikan rasa senang melalui keindahan, kehalusan atau hal-hal estetik lainya..nilai abstrak ini sering dilahirkan dengan pengarapan gerak tubuh atau action yang sudah distilisasi dan dipadatkan hingga mampu menimbulkan rasa takut, sayang, gembira, sedang berfikir, tertawa, menangis, maupun mencekam. Dramatik action harus logis dan masuk akal.
Nilai seni dipahami
dalam pengertian kualitas yang terdapat dalam karya seni, baik kualitas yang
bersifat kasat mata maupun yang tidak kasat mata. Nilai-nilai yang dimiliki
karya seni merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang dihayati oleh
seniman/seniwati dalam lingkungan sosial budaya masyarakat yang kemudian
diekspresikan daam wujud karya seni dan dikomunikasikan kepada penikmatnya
(publik seni).
Cara kerja seni yang
menyebabkan setiap seniman dapat menciptakan karya seni yang secara
berbeda-beda. Karya seni tetap harus mengundang keindahan dalam pengertian
menyenangkan inderawi dan menggambarkan batin seperti pemandangan alam. Dalam
karya seni masih ditambah dengan penyampaian makna. Pemandangan tak berkata
apa-apa atau tak menyampaikan pesan apa-apa, tetapi setiap karyaseni selalu
menyampaikan sesuatu. Dan aspek sesuatu bahan atau isi seni tadilah yang
menyebabkan lahirnya perdebatan mengenai indah atau tidak indahnya karya seni.
Setiap karya seni tentu
mengundang keindahan, dan keindahan tidak selalu harus senada dengan keindahan
pemandangan alam yang halus, lembut,menentramkan. Idah tidak harus halus,
lembut, lentur. Sering juga berujud kasar, keras, kacau.makna yang menyebabkan sebuah
seni karya senhi dikatakan indah. Keindahan seni berhubungan dengan unsur
ekstrinsik dan intrinsik sekaligus. Keduanya dapat dibedakan dapat dibedakan
tetapi tak mungkin dipisahkan. Dalam membicarakan unsur ekstrinsik, kita juga
berbicara tentang unsur intrinsiknya, dan sebaliknya.
Yang disebut seni sebenarnya kualitas pengalaman yang
dipahmi. Ekspersi dalam seni adalah mencurahkan perasaan
tertentu dalam suasana perasaan gembira. Perasaan marah atau sedih dalam
ekspresi seni juga harus di lakukan pada waktu senimannya sedang marah atau
sedih. Kualitas perasaan yang di ekpresikan dalam karya seni bukan lagi
perasaan individual, melainkan perasaan yang universal. Perasaan yang dapat di
hayati oleh orang lain, sekalipun jenis perasaan itu belum pernah di alami oleh
orang lain, hal ini dapat terjadi karena pengalaman perasaan yang seniman telah
di jadikan objek, telah berjarak dengan dirinya. Dan perasaan tersebut telah
menjadfi masa lalu. ekspresi dalam seni drama yang
tertuang dalam naskah lakon adalah ekspresinya penulis naskah, sedangkan roh
dan jiwa dalam seni teater terletak pada sutradara, sehingga ”Ekspresi dalam
Seni teater” Merupakan ekspresinya sutradara dalam karya seni teater.
Unsur
perasaan dalam ekpresi seni dapat di telusuri dari asalnya, dengan begitu seni
dapat saja di kenal sebagi objek seni,
sikap seniman, dan perasaan seni. Bagaimana perasaan di wujudkan tergantung
pada kecekatan seniman dalam mewujudkannya melalui mediumnya sendiri. Maka akan
terjadi proses seleksi materkial dan
penajaman atau fokus terhadap perasaan yang ingin di ekpresikan , maka di
sinilah muncul individual seniman.
Adanya
seleksi dan penajaman terhadap suatu stimulus akan melahirkan intensitas
perasaan yang di ekpresikan , perasaan tertentu dalam seni dapat begitu tajam
dan menggores karena senimannya berhasil mengekpresikan pengalaman perasaan.
Exspresi
merupakan roh yang menjiwai simbol seni, sehimgga simbol seni yang berfungsi
sebagai wadah penyaluran ungkapan dari pernyataan perasaan seniman tesebut,
bisa terwakili dan hidup serta dapat berbicara kepada penikmat seninya
masing-masing” pembaca, penonton, pengamat, kritisi, dan sebagainya. qSeni drama merupakan Roh dan jiwanya seni drama, artinya
exspresi dalam seni drama yang tertuang dalam naskah lakon adalah exspresinya
penulis naskah, sedangkan roh dan jiwa dalam seni teater terletak pada
sutradara, sehingga ” Exspresi dalam Seni teater” Merupakan ekspresinya
sutradara dalam karya seni teater.
Para pekerja
teater merupakan media hidup ( manusia) yang menunjang dalam men-visualisasikan
Exspresi atau ungkapan sutradara dalam bentuk karya seni teater.
Sebagai
jiwa, ekspresi merupakan kristalisasi pengalaman subjektif seniman terhadap
berbagai persoalan yang dipikirkan, direnungkan, dicita-citakan,
diangan-angankan, dan apa yang difantasikan. Realitas itu menjadi sumber
inspirasi lahirnya ide-ide dalam karya ciptaan seniman, sehingga ekspresi
merupakan akumulasi ide yang membutuhkan sarana pengungkap, karena ide bukanlah
sekedar ide tapi harus direalisasikan.
mohon maaf saya boleh tau tulisan ini berlandaskan tulisannya siapa ?
BalasHapusterimakasih kak artikelnya sangat membantu
BalasHapus